Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung melakukan Program PrEP (Pre-exposure prophylaxis). Program itu dalam memutus penularan virus HIV, terlebih bagi populasi berisiko.
Hal itu tersampaikan oleh Kabid P2P Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandar Lampung, Liskha. Ia mengungkapkan, program PrEP ini dengan pemberian tablet kepada kelompok masyarakat yang memiliki risiko tertular. Untuk mendapatkan tablet itu, masyarakat cukup datang ke Puskesmas terdekat dari tempat tinggalnya.
Konsumsi obat ini 1 kali sehari setiap hari oleh populasi berisiko. Sementara populasi berisiko adalah masyarakat yang memiliki kontak erat terhadap orang dengan HIV (Odhiv).
“PrEP ini sebenarnya program baru yang mulai terlaksana pada akhir 2023. Butuh sosialisasi yang intens agar masyarakat tahu dan mau menjalaninya,” ungkapnya di Kantor PKBI Lampung, Rabu, 23 April 2025.
Kemudian ia mengatakan, meski sudah berjalan 2 tahun. Namun masih banyak masyarakat berisiko yang enggan mendapatkan tablet PrEP. Padahal layanan tersebut telah tersediakan pada 31 Puskesmas secara gratis dan selalu tersedia.
Selanjutnya, salah satu masalahnya adalah banyak yang beranggapan. Karena tidak positif maka tidak perlu mengkonsumsi obat. Padahal pemberian tablet itu adalah upaya pencegahan penularan karena memiliki risiko.
“Banyak yang menganggap ‘orang saya gak sakit kenapa saya harus minum obat?’. Padahal ini untuk pencegahan karena orang ini memiliki risiko,” jelasnya.
Lalu ia menjelaskan, tablet PrEP mirip dengan tablet antiretroviral (ARV) yang terkonsumsi oleh Odhiv namun dengan dosis yang berbeda. Dengan mengkonsumsi tablet itu, maka dapat memutus rantai penularan termasuk kepada bayi yang terlahirkan.
Pada 2024 lalu, program PrEP baru menyentuh 102 orang dengan risiko. Capaian itu masih jauh dari yang ditargetkan yakni 662 orang.
Anda juga bisa mengikuti berita kesehatan dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) dengan mengklik di website pafipcbangkalankota.org