Bandar Lampung (Lampost.co) — Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding, mendorong Institut Teknologi Sumatera (Itera) membentuk wadah pengembangan pekerja migran. Hal tersebut untuk memfasilitasi mahasiswa yang memiliki minat bekerja di luar negeri.
Ia menjelaskan, melalui pusat pengembangan pekerja migran itu kampus bisa memberikan peningkatan keterampilan, pengetahuan, hingga bahasa bagi mahasiswa. Tidak hanya itu, pusat pengembangan itu juga bisa memfasilitasi sertifikasi untuk kebutuhan keberangkatan bekerja ke luar negeri.
Dengan begitu, mahasiswa tidak lagi kebingungan mencari lapangan kerja ketika lulus kuliah. Program itu turut membantu pemerintah dalam menekan angka pengangguran di Indonesia.
Baca juga: Pemerintah Perkuat Sistem Perlindungan Pekerja Migran
“Saya juga mendorong di Itera ini membentuk migran centre atau corner khusus untuk migran Indonesia tujuannya untuk memberikan informasi, pelatihan, sertifikasi,” ungkapnya usai mengisi kuliah umum di Itera, Rabu, 30 Juli 2025.
Pihaknya menambahkan, kementerian sedang merumuskan model pembiayaan untuk mendukung mempersiapkan tenaga migran. Bahkan saat ini ia sedang membentuk BLU untuk menjadi solusi pembiayaan baik bagi calon pekerja migran atau pun pekerja yang sedang aktif.
“Kami sedang membentuk BLU, nanti kami ingin punya migran fun tujuannya untuk pembiayaan calon-calon pekerja migran Indonesia ataupun pekerja migran yang ada di luar negeri,” kata dia.
Abdul Kadir juga mengingatkan masyarakat untuk tidak lagi khawatir tentang nasib bekerja ke luar negeri. Sebab selama pemberangkan sesuai prosedur, maka keselamatan dan keamanan pekerja akan terjamin.
“Intinya sepanjang pemberangkatannya sesuai prosedur, punya skill, kemampuan bahasa, dan mental yang bagus pasti aman,” ujarnya.
Tindak Lanjuti Arahan Menteri
Menanggapi hal itu, Rektor Itera Prof I Nyoman Pugeg Aryantha menyatakan akan menindaklanjuti arahan Menteri P2MI. Pihaknya akan melakukan identifikasi dari awal mahasiswa yang memiliki minat menjadi pekerja migran.
Mereka akan memerikan pembekalan agar siap bekerja ketika lulus. Pembekalan itu akan memberikan melalui kelas di luar kelas reguler sehingga tidak mahasiswa tidak terbebani SKS.
“Kami akan follow up, kami akan melakukan identifikasi dari awal mahasiswa yang memiliki minat menjadi pekerja migran akan kami berikan bekal,” pungkasnya.







