Gunungsugih (Lampost.co)—Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah, melalui Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura, melakukan berbagai upaya dalam menghadapi tantangan pembangunan pertanian yang cukup berat. Melalui sinergisitas antara pemerintah dan kelompok tani, gapoktan dan Kontak Tani Nelayan Andalan serta perkumpulan petani pemakai air, dapat mencapai target tanam sebanyak 125 ribu hektare pada 2024.
Tantangan yang kerap muncul, di antaranya dampak El Nino, lalu persoalan pupuk, alsintan hingga jadwal distribusi air. Namun semua itu dapat teratasi sehingga target tanam dapat tercapai dengan hasil panen yang maksimal.
“Tantangan pembangunan pertanian kita cukup berat. Kabupaten Lampung Tengah sebagai lumbung pangan Provinsi Lampung, dan provinsi kita ini urutan kelima sebagai lumbung pangan nasional. Andalan Lampung ya kita di Lampung Tengah,” ujar Jumali, kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Rabu (15/5/2024).
Pihaknya sudah mengevaluasi capaian tahun 2023, adikarya pembangunan pertanian. Perlu sinergisitas dengan semua stakeholder pertanian sangat untuk menjawab tantangan pertanian yang muncul. Dan itu semua memerlukan satu kesamaan dan gerak langkah, serta menyamakan persepsi agar capaiannya lebih baik.
“Kami sudah mengevaluasi capaian pembangunan pertanian kita pada 2023 dan menyusun rencana pembangunan pertanian 2024 bersama KTNA, poktan, gapoktan, dan penyuluh serta P3A hingga KWT. Kami menyamakan gerak langkah untuk supaya capaian bisa lebih baik lagi. Target tanam kami 125 ribu hektare tahun ini,” kata Jumali.
Sejumlah Tantangan
Sejumlah tantangan kerap ada dalam membangun pertanian di kabupaten setempat, namun semua dapat teratasi dengan duduk bersama, meski belum sempurna. Dan Pemkab Lamteng optimistis target 648 ribu ton gabah kering panen dapat tercapai pada 2024 ini.
“Tahun ini dampak El Nino, masalah pupuk, lalu alsintan, jadwal air, dan sebagainya menjadi tantangan pembangunan pertanian kita. Semua bisa kita hadapi, meski belum sempurna karena barangnya (alsintan) belum ada, karena ada gapoktan mengusulkan alsintan kita minta bantuan ke pusat,” ujarnya.
Selain itu, dari 125 ribu hektare target tanam tahun 2024, ada tambahan 8.000 hektare optimalisasi lahan rawa. Untuk mencapai target yang cukup berat itu perlu sinergisitas antara pemerintah dan stakeholder terkait.
“Target tanam kami tahun ini akan berat untuk tercapai, jika tidak ada dukungan rekan-rekan KTNA, penyuluh, gapoktan, poktan, dan KWT serta yang lainnya. Maka dari itu kita kumpul sebanyak 500 orang, supaya tahun ini kita dapat mencapai target nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Bambang, petani asal Kampung Karangendah, Kecamatan Terbanggibesar, meminta pemerintah menambah bantuan alsintan sebagai salah satu upaya meningkatkan produktivitas pertanian.
“Saya kelompok tani dari Terbanggibesar. Kami minim alsintan. Kami minta supaya ada penambahan untuk meningkatkan produktivitas,” kata Bambang.