Kotabumi (Lampost.co) — Harga cabai di Lampung Utara terus mengalami kenaikan. Di Pasar Central Kotabumi, cabai merah besar (kriting) menyentuh angka Rp100 ribu per kg. Selain cabai, rampai juga mengalami kenaikan Rp2-4 ribu per kg dari sebelumnya Rp18.000/kg.
“Kalau rawit masih belum ada perubahan, yakni Rp 80.000/kg. Yang mahal cabai merah mas,” kata salah seorang pedagang cabai di Pasar Central Kotabumi, Iyem, Senin, 19 Februari 2024.
Meski mahal, Iyem mengaku tetap menyediakan stok untuk memenuhi kebutuhan konsumen. “Kalau tidak ada, biasa pembeli nanya. Oleh karena itu tetap kami tetap menyediakan meski harganya tinggi,” kata dia.
Sementara itu seorang warga, Lisa mengatakan, selain harga cabai, harga kebutuhan pokok lainnya seperti telur ayam ras juga naik. Pekan lalu ahrganya Rp28-29 ribu per kg, kini Rp30 ribu per kg. “Ya bang, kami cukup terpukul dengan harga kebutuhan pokok. Pendapatan keluarga menurun, akibat tidak ada musim panen atau paceklik. Namun, harga kebutuhan pokok tinggi,” kata Lisa.
Selain itu, harga kebutuhan pokok seperti minyak makan kemasan juga mengalami kenaikkan harga. “Kami rakyat miskin, harapannya harga bisa stabil. Apalagi ini mau memasuki bulan puasa, kalau belum puasa saja segini harganya gimana kalau masuk nanti,” kata dia.
Dia berharap pemerintah segera bertindak untuk menekan harga kebutuhan pokok di Lampung Utara.
Sebelumnya, harga bumbu dapur termasuk harga cabai di wilayah Lampung Utara mengalami kenaikkan signifikan, pascapemilu.
“Kalau melihat kondisi, itu memang dari petani tidak ada. Sebab, mereka ikut menyukseskan pemilu sehingga tidak ada yang memetik di kebun. Kemungkinannya dalam 1 – 2 hari ini akan normal kembali,” ujar salah seorang pedagang sayur di Pasar Central Kotabumi, Andi, Jumat, 16 Februari 2024.
Harga Beras
Selain cabai, harga beras juga mengalami kenaikan yang sangat tinggi. Di Pesisir Barat, harga beras di pabrik mencapai Rp15.000 per kilogram. Namun, stok beras kosong sejak satu bulan lalu. “Kami perkirakan panen padi April. Kalau sekarang, kalaupun ada gilingan padi itu sebatas orang numpang menggiling padi milik mereka saja,” kata pemilik penggilingan padi di Pekon Way Nukak, Mir.
Mir mengaku banyak permintaan beras, tetapi dia tidak bisa memenuhinya karena stok kosong. Dia memperkirakan harga beras bisa naik menjelang Ramadan dan Idulfitri 2024. (Fajar Nofitra)