Kotabumi (Lampost.co)—Pemkab Lampung Utara berhasil mengurangi angka stunting. Tercatat ada penurunan 286 balita (34%) dari 845 penderita yang terdata menjadi hanya 558 hingga saat ini.
Demikian juga dengan hasil SKI, saat ini berada di angka 23,5. Namun, hasil intervensi serentak yang diinput dalam aplikasi EPPGBM prevalensi stunting berada di 2,9.
Menurut Pejabat Bupati Aswarodi, capaian tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Lampung Utara. Mulai dari tenaga kesehatan, pemerintah, hingga unsur warga lainnya.
“Sehingga tercapailah hasil tersebut. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan hari ini dapat menjadi amal ibadah bagi kita semua di yaumil akhir kelak,” kata Pj Bupati Lampura itu usai memimpin rapat evaluasi pelaksanaan program Bapak Anak Asuh dalam rangka penanganan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Lampung Utara tahun 2024 di Ruang Siger Setkab setempat, Rabu (21/8/2024).
Pemerintah daerah berkomitmen dalam melanjutkan serta memperkuat program penanganan percepatan penurunan stunting. Aswarodi juga menekankan pentingnya keberlanjutan program ini sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas hidup dan kesehatan anak-anak di Lampung Utara.
“Kita harus terus berupaya memastikan setiap anak di daerah ini mendapatkan asupan gizi yang cukup dan lingkungan yang mendukung pertumbuhan mereka secara optimal,” terangnya.
Dia menjelaskan koordinasi antarpihak sangat perlu dalam memperkuat pelaksanaan program di lapangan. Mulai dari pemerintah, Dinas Kesehatan, hingga masyarakat. “Program ini membutuhkan dukungan semua pihak agar hasil yang dicapai dapat lebih maksimal. Kita juga harus terus bekerja sama untuk memastikan setiap anak mendapatkan hak-haknya untuk tumbuh sehat dan berkembang dengan baik,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Lampura, Maya Natalia Manan, menambahkan penanganan stunting membutuhkan perhatian serius dari semua kalangan.
“Keberhasilan penurunan angka stunting ini merupakan langkah awal yang baik. Akan tetapi, kita harus terus melakukan evaluasi dan perbaikan ke depannya,” ujarnya.
Untuk itu, kata dia, Dinas Kesehatan akan terus memantau serta mengidentifikasi segala persoalan yang dapat menyebabkan terkendalanya program tersebut.