Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi Lampung berupaya melanjutkan pembangunan Kota Baru, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan. Saat ini sedang pengajuan agar menjadi salah satu proyek strategis nasional (PSN). Terkait hal itu, pemerintah wajib mengedepankan pembangunan yang berkelanjutan dengan memperhatikan lingkungan.
Peneliti Pusat Studi Kota dan Daerah (PSKD), Erina Noviani mengungkapkan. Awalnya pembangunan Kota Baru bertujuan untuk mengurangi kepadatan Kota Bandar Lampung. Namun, penting untuk mengevaluasi relevansi tujuan itu dengan kondisi saat ini.
“Kejelasan tujuan menjadi faktor krusial dalam pembangunan perkotaan. Karena tanpa arah yang jelas, proyek ini tidak akan menghasilkan perubahan yang signifikan,”katanya, Senin, 3 Februari 2025.
Kemudian secara garis besar, konsep yang harus diterapkan mencakup smart city dan digitalisasi. Ini untuk meningkatkan efisiensi serta kenyamanan hidup. Pembangunan harus berjalan dengan berbasis masyarakat mengingat adanya populasi yang cukup besar. Serta solusi berbasis alam sebagai bagian dari visi kota masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Konsep solusi berbasis alam perlu menjadi opsi utama dalam perencanaan Kota Baru. Selama ini, banyak konsep pembangunan Indonesia yang kurang memperhatikan keterlibatan alam dalam prosesnya,” katanya.
Banyak Faktor
Lalu menurutnya, perlu keterlibatan berbagai pihak dalam perencanaan untuk meminimalisir kesalahan. Sehingga dapat menghindari kemungkinan Kota Baru menjadi proyek yang tidak efisien atau bahkan masuk dalam kategori kota gagal. Oleh karena itu, beberapa hal penting harus menjadi perhatian agar pembangunan Kota Baru tidak menimbulkan masalah pada masa mendatang.
“Pertama, perencanaan tata ruang atau master plan yang matang menjadi kunci utama yang tidak dapat diganggu gugat,” jelasnya.
Selanjutnya perencanaan penting untuk memastikan pembangunan berjalan dengan baik. Seperti kajian lingkungan dan analisis risiko bencana. Termasuk Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) serta pendekatan berbasis risiko. Hal ini bertujuan untuk menghindari eksploitasi lahan yang dapat merusak ekosistem atau meningkatkan potensi bencana. Sehingga Kota Baru siap menghadapi tantangan pada masa depan.
“Kedua, setelah perencanaan dasar tersusun dengan baik. Langkah berikutnya adalah memastikan ketersediaan infrastruktur dasar,” ujarnya.
Lalu ketiga, agar Kota Baru dapat menjadi kota masa depan yang kompetitif. Perlu mengadopsi teknologi modern dalam perencanaannya. Dengan menerapkan konsep smart city, kota ini dapat mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital. Ini untuk meningkatkan efisiensi pelayanan publik, pengelolaan sumber daya, serta daya saing tingkat global.
“Terakhir, keberlanjutan ekonomi dan investasi jangka panjang juga harus menjadi perhatian utama,” tuturnya.
Perencanaan ekonomi yang strategis perlu untuk mendorong investasi berkelanjutan serta menciptakan lapangan kerja. Sehingga Kota Baru tidak hanya berkembang pada tahap awal pembangunan. Tetapi juga memiliki daya hidup jangka panjang dan tidak menjadi kota mati setelah dibangun.