Kotabumi (lampost.co)–Prevalensi stunting di Kabupaten Lampung Utara membutuhkan intervensi semua pihak, termasuk perusahaan swasta.
Pemerintah daerah menggandeng pihak swasta untuk berkontribusi di masing – masing wilayah menekan angka stunting.
“Saya melaunching program Bapak Asuh Stunting bekerja sama dengan forum CSR,” kata Pj Bupati Lampura, Aswarodi saat memimpin rakor stunting, Jumat, 30 Agustus 2024.
Rapat bersama stakeholder dan forum CSR berlangsung di ruang Siger Setdakab setempat.
Penanganan stunting tidak hanya berkutat kepada persoalan asupan gizi seperti makanan kaya protein, mineral dan lainnya.
Namun, lebih tentang pemenuhan kesehatan seperti sanitasi, air bersih, khususnya ibu – ibu hamil.
“Masih ada yang belum terpenuhi. Angkanya meningkat karena ada aspek – aspek belum terpenuhi. Salah satunya pola hidup sehat dan bersih. Kemudian, masalah pelayanan kesehatan, sanitasi, akses air bersih,” kata Aswarodi.
Menurut dia, perlu peningkatan usaha stakeholder bersama elemen lainnya.
Sebelumnya, ada 845 balita penderita stunting. Kini, hanya 558 balita yang perlu intevensi.
Demikian juga dengan hasil SKI, saat ini berada di angka 23,5.
Menurut Aswarodi, capaian tersebut merupakan hasil kerja keras dari seluruh elemen masyarakat. Mulai dari tenaga kesehatan, pemerintah, dan unsur lainnya.
“Sehingga tercapailah hasil tersebut. Mudah – mudahan yang kita lakukan hari ini dapat menekan angka stunting di kemudian hari,” kata dia.