Bandar Lampung (Lampost.co) — Satuan Tugas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cesium-137 (Satgas Penanganan Cs-137) mengonfirmasi bahwa produk cengkih yang terkontaminasi zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) berasal dari Lampung.
Temuan ini menjadi perhatian serius berbagai pihak karena menyangkut keamanan pangan ekspor Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Lampung, Ganjar Jationo, menyatakan pemerintah daerah saat ini menunggu arahan resmi dari pemerintah pusat melalui Satgas Penanganan Cs-137.
Baca Juga:
Ekspor Cengkih ke Amerika Serikat untuk Sementara Ditunda
“Pemerintah pusat memiliki prioritas dalam penanganan kasus ini. Dari berbagai informasi, penanganan sudah di lakukan di beberapa daerah seperti Banten dan Serang. Kami meyakini untuk Lampung pun pusat sudah mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan,” ujar Ganjar, Rabu, 22 Oktober 2025.
Ganjar menjelaskan bahwa Satgas Penanganan Cs-137 yang dibentuk oleh Kemenko Bidang Perekonomian melibatkan berbagai instansi lintas sektor, termasuk kementerian dan para pakar di bidangnya.
Hal ini karena zat radioaktif seperti Cesium-137 membutuhkan penanganan khusus dan pendekatan ilmiah yang komprehensif.
“Karena ini menyangkut zat yang membutuhkan keahlian dan sumber daya khusus, maka daerah bersifat menunggu arahan dari pemerintah pusat. Kami ingin langkah yang di ambil sejalan dengan kebijakan nasional, apalagi terkait diplomasi ekonomi dan ekspor ke luar negeri,” jelasnya.
Tidak Berspekulasi
Ganjar juga mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi terkait kasus ini dan tetap menunggu hasil resmi dari pemerintah pusat.
“Pusat pasti sudah mengambil langkah mitigasi. Jadi, lebih baik kita menunggu informasi yang otoritatif dari tim Satgas agar tidak menimbulkan simpang siur di publik,” tegasnya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung berkomitmen untuk terus mendukung langkah pemerintah pusat dalam memastikan keamanan pangan ekspor. Serta menjaga citra positif produk-produk asal Lampung di pasar internasional.








