Jakarta (Lampost.co) – Pembukaan rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2026 masih menunggu usulan formasi dari kementerian, pemerintah provinsi serta kabupaten/kota.
Hal tersebut tersampaikan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Zudan Arif Fakrulloh. Zudan menegaskan bahwa pemerintah pusat tidak dapat menetapkan formasi tanpa permintaan kebutuhan dari setiap instansi.
“Kalau tahun depan, kita sedang menunggu permintaan formasi dari kementerian, provinsi, dan kabupaten/kota. Kami tidak bisa memberi formasi kalau tidak diminta, berarti kan tidak butuh,” ujar Zudan kepada awak media di Jakarta, Rabu, 19 November 2025.
Kemudian Zudan menegaskan bahwa rekrutmen ASN harus berdasarkan pada kebutuhan nyata. Bukan sekadar menambah jumlah pegawai.
“Kalau belum butuh, ya tidak perlu meminta. Jadi harus betul-betul sesuai kebutuhan formasi itu. Jangan mengada-ada,” tegasnya.
Selanjutnya Zudan menekankan bahwa pemerintah belum menetapkan apakah rekrutmen tahun depan akan lebih banyak membuka formasi CPNS atau PPPK.
“Untuk tahun depan itu keputusan ASN atau PPPK? Ini belum kita putuskan. Karena PPPK yang minta juga ada,” ujarnya.
Selain itu, Ia menjelaskan bahwa untuk posisi-posisi tertentu dengan kualifikasi tinggi, PPPK justru lebih terminati oleh para profesional.
“Ada orang hebat, misalnya dokter lulusan luar negeri. Kalau jadi PNS dari golongan 3A ia tidak mau, karena harus mulai dari bawah. Tapi kalau sebagai PPPK, ia bisa langsung duduk pada jabatan tinggi, misalnya dirjen. Itu harus PPPK,” jelasnya.
Lebih jauh, Zudan memastikan bahwa peluang PPPK tetap terbuka untuk kebutuhan khusus.
“Selalu ada peluang untuk PPPK. Terutama untuk posisi-posisi yang sangat terbutuhkan dengan kualifikasi tinggi. Itu selalu ada, selalu buka. Saya yang memproses NIP-nya,” tambahnya.
Jadi, CPNS 2026 Dibuka atau Tidak?
Kemudian saat ditanya apakah CPNS 2026 akan dibuka, Zudan belum dapat memastikan hal tersebut.
“Ini sedang koordinasi. Kalau banyak yang meminta formasi, pasti buka. Tapi kalau tidak ada yang minta formasi, ya tidak buka. Realistis saja,” ujarnya.
Lalu Zudan kembali menegaskan bahwa pembukaan seleksi ASN sepenuhnya berdasarkan pada kebutuhan nyata instansi pemerintah.
“Kalau tidak ada yang minta, ya tidak diberi. Tidak ada formasinya,” tuturnya.
Terkait kemungkinan pembukaan CPNS 2026, Zudan menegaskan bahwa jumlah formasi akan bergantung pada instansi yang mengajukan kebutuhan pegawai.
“Kalau provinsi-provinsi tidak mengajukan, kabupaten-kota tidak mengajukan, tentu lebih sedikit daripada tahun lalu. Tapi kalau banyak kementerian dan lembaga baru mengajukan, formasinya bisa lebih banyak. Kita sedang menunggu permintaan itu,” terangnya.








