Panaragan (Lampost.co) – Petani Tulangbawang menyambut antusias program Kemitraan Tebu Mandiri Sugar Group Companies (SGC). Banyak petani Tulangbawang yang langsung mendaftar sebagai mitra karena menilai budi daya tebu lebih menguntungkan daripada singkong.
Poin Penting:
-
Petani Tulangbawang menyambut antusias program Kemitraan Tebu Mandiri SGC.
-
Petani menilai tebu lebih menguntungkan dibanding singkong.
-
SGC menjamin harga dan hasil panen lebih stabil.
Selama dua sosialisasi di Kecamatan Gedungmeneng dan Denteteladas, ratusan petani hadir. Mereka sebagian besar mengalami penurunan pendapatan akibat harga singkong yang anjlok. Karena itu, kesempatan bermitra dengan SGC menjadi solusi tepat untuk meningkatkan kesejahteraan.
Petani hingga Anggota DPRD Daftar
Antusiasme terlihat sejak awal acara. Beberapa petani Tulangbawang langsung mendaftar saat sosialisasi masih berlangsung. Salah satunya Nursid Sutrimo, warga Dente Makmur, Kecamatan Denteteladas. Ia mendaftarkan lahan empat hektare untuk menanaminya dengan tebu.
Baca juga:
“Saya yakin nasib saya lebih baik. Dari singkong satu hektare, hasil panen hanya empat juta rupiah, itu pun minus,” ujarnya.
Tidak hanya petani biasa, tokoh masyarakat juga tertarik. Haji Istamar, warga Dente Makmur, menyiapkan 50 hektare lahannya untuk bermitra dengan SGC. Lahan itu sebelumnya ditanami singkong dan sebagian kosong.
Putranya, Rizky, juga ikut bergabung dengan lahan 50 hektare. Bahkan dua ibu rumah tangga, Aprida dan Fatimah, langsung mendaftar saat acara baru mulai. Aprida mendaftarkan dua hektare, sementara Iwan Triono menyiapkan dua hektare.
Menariknya, anggota DPRD Tulangbawang, Ahmad Shodiqin, juga ikut mendaftar. Legislator asal Way Dante itu menyiapkan dua hektare lahannya untuk tebu.
Paparan Program Kemitraan Tebu SGC
Sosialisasi ini merupakan titik ke-8 program kemitraan SGC. Perwakilan SGC, Ir. Sulis Prapto, dan Direktur SGC, Sofwan Hadi, menyampaikan materi.
Mereka menjelaskan hitungan harga tebu yang akan perusahaan bayar kepada petani. Penjelasan tersebut membuat sekitar 100 petani semakin yakin untuk bergabung. Beberapa peserta bahkan mengabadikan materi lewat ponsel agar tidak terlewat.
Sofwan Hadi menegaskan menanam tebu tidak sesulit yang dibayangkan. Proses pengolahan lahan hampir sama dengan singkong.
“Tebu itu termasuk rumput. Ibaratnya, menggeletakkan saja tumbuh. Sekali tanam bisa panen empat sampai lima kali,” ujar Sofwan.
Solusi Ekonomi untuk Petani Tulangbawang
Program kemitraan ini membuka harapan baru bagi petani Tulangbawang. Selama ini mereka bergantung pada singkong yang harganya kerap jatuh. Dengan tebu, mereka menilai hasil lebih stabil dan peluang keuntungan lebih besar.
Antusiasme petani, mulai dari masyarakat biasa hingga pejabat, menunjukkan tingginya kepercayaan terhadap SGC. Program ini juga membuktikan kemitraan berbasis kepercayaan dan jaminan pasar mampu menarik partisipasi luas.