Menggala (Lampost.co)—Masyarakat Kampung Lingai, Kecamatan Menggala Timur, Tulangbawang, menuntut PT Menggala Sawit Indo bertanggung jawab atas pencemaran sungai akibat aktivitas perusahaan pengolahan kelapa sawit itu.
Tuntutan itu muncul saat masyarakat bertemu dengan perwakilan perusahaan pasca-adanya dugaan pencemaran sungai akibat limbah perusahaan pengolahan kelapa sawit itu. Pertemuan berlangsung di Balai Kampung Lingai, Rabu (7/8/2024).
Selamet mengaku tidak merasakan dampak positif selama perusahaan itu beroperasi di kampungnya. Justru yang selama ini terjadi, keberadaan perusahaan itu merugikan karena kerap mencemari aliran sungai yang menjadi sumber air sawah warga dan tempat masyarakat mencari ikan.
“Saya belum pernah merasakan manfaat dari keberadaan perusahaan selama menjalankan usahanya di kampung kami,” katanya.
Ia mengatakan selain dugaan limbah perusahaan mencemari aliran sungai, mereka juga mendapatkan kiriman debu saat musim kemarau tiba. Dia meminta perusahaan dapat memperhatikan dampak lingkungan dan ekonomi aktivitas usahanya.
“Kalau musim kemarau kami ini hanya kebagian debu aja dari pabrik. Kami minta perusahaan itu bisa mencarikan solusi, memperbaiki keadaan lingkungan yang sudah telanjur rusak. Apalagi kami yang memang hidupnya bergantung dari bertani,” katanya.
Terima Keluhan
Camat Menggala Timur, Agus, mengaku telah menerima sejumlah keluhan masyarakat terkait keberadaan pabrik. Selain dugaan pencemaran sungai yang disebabkan limbah pabrik tersebut, juga soal minimnya pekerja asal kampung setempat yang direkrut perusahaan.
“Kemarin saya sudah dengar langsung keluhan masyarakat, karena pekerjanya malah banyak berasal dari kampung lain. Padahal pabriknya berdiri di Kampung Lingai,” kata Agus.
Agus berharap keberadaan perusahaan dapat memberikan manfaat secara langsung terhadap kampung dan masyarakat setempat.
Sementara itu, Koordinator Lingkungan PT Menggala Sawit Indo, Arifin, mengaku tim Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung telah turun ke lokasi sungai yang diduga tercemar dan mengambil sampel air untuk diuji laboratorium.
“Untuk hasil uji labnya masih menunggu, karena belum keluar,” kata dia.
Masyarakat Kampung Lingai sempat mengeluhkan dugaan pencemaran lingkungan yang terjadi, Selasa (30/7/2024). Pasalnya warga sekitar mendapati ikan yang hidup di aliran sungai itu mati mendadak. Selain itu, air di aliran sungai berubah warna menjadi hitam pekat.