Bandar Lampung (Lampost.co): Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyatakan dengan adanya pemberian beasiswa bagi anak petani di daerah menjadi upaya untuk menumbuhkan petani milenial di Lampung.
“Pemerintah Provinsi Lampung sejak beberapa tahun lalu sudah bekerja sama dengan Politeknik Negeri Lampung (Polinela). Kerja sama memberikan beasiswa kepada anak petani di 15 kabupaten/kota di Lampung.” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (KPTPH) Provinsi Lampung Bani Ispriyanto melansir Antara, Jumat, 21 Juni 2024.
Baca juga: Petugas Tangkap Penyanyi Virgoun Bersama Seorang Perempuan Kasus Narkoba
Dia mengatakan pemberian beasiswa tersebut, selain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pertanian juga sebagai upaya untuk menumbuhkan jumlah petani milenial di daerah.
“Dengan memberikan beasiswa ke anak-anak petani, kita harapkan setelah mereka lulus dari Polinela dapat kembali ke desa. Sehingga dengan kerja sama ini mereka tidak berharap pergi kerja di kota. Tapi bisa mengimplementasikan kembali ilmu yang mereka peroleh untuk mengembangkan pertanian di kampung halaman. Bahkan menjadi petani milenial visioner membangun desa,” ucap dia.
Dia menjelaskan saat ini belum terlalu banyak generasi muda yang memiliki kesadaran mengembangkan sektor pertanian. Salah satunya untuk menjadi petani milenial, sehingga upaya mendorong melalui beasiswa dinilai tepat untuk memberi wawasan akan pentingnya regenerasi di sektor pertanian.
“Anak-anak penerima beasiswa yang sudah lulus ini banyak yang sudah jadi penyuluh pertanian mandiri di kabupaten. Kemudian ada yang menjadi PPPK di bidang pertanian. Bahkan ada yang sudah terjun menjadi petani memajukan sekaligus membangun kesejahteraan kampungnya,” katanya.
Berjalan Sejak 2007
Selain memberikan beasiswa kepada anak-anak petani yang programnya sudah berjalan sejak 2007 silam, pemerintah daerah juga tengah mengembangkan smart farming atau pengelolaan lahan pertanian. Hal itu dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang dapat para petani milenial manfaatkan.
“Di daerah Tegineneng Kabupaten Pesawaran sebenarnya ada satu desa yang anak mudanya berusia 25 tahunan. Mengembangkan sektor pertanian meski bukan dari jurusan pertanian. Mereka pun bersepakat tidak keluar dari desa untuk mengembangkan lahan di desa. Hal seperti ini nanti akan pemerintah dukung melalui pengembangan smart farming. Karena anak muda lebih dekat dengan teknologi,” ujar dia.
Menurut dia, pemerintah daerah saat ini masih dalam proses merintis penerapan smart farming dengan bekerja sama dengan Balai Pelatihan Pertanian Lampung. Balai itu telah memiliki kebun percobaan yang sudah menerapkan kecanggihan teknologi untuk segala pengaturan pupuk serta pengendalian hama.
“Smart farming ini sangat dekat dengan petani milenial. Dengan menerapkan ini semua akan lebih efisien dan cermat. Terutama dari segi tenaga kerja, pengendalian hama, pemberian pupuk. Kalau semua ini tidak dimulai sekarang mau kapan lagi untuk menjaga Lampung sebagai lumbung pangan,” ucapnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.