BANK Indonesia terus berinovasi dalam memperkuat sistem pembayaran di Indonesia, termasuk di Provinsi Lampung. Perkembangan teknologi digital dan evolusi kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia telah membawa dampak positif dalam meningkatkan efisiensi transaksi serta inklusi keuangan masyarakat.
Implementasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dan BI-FAST menunjukkan tren yang positif, baik jumlah pengguna maupun frekuensi transaksi.
Meskipun berbagai capaian telah diraih, masih terdapat ruang perbaikan yang dapat dilakukan guna mengoptimalkan penerapan dgitalisasi pembayaran di daerah.
Di Provinsi Lampung, adopsi QRIS terus meningkat, terutama di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kemudahan transaksi yang ditawarkan oleh QRIS tidak hanya mendukung efisiensi bisnis tetapi juga
mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dengan memperluas akses ke layanan keuangan formal.
Selain itu, kehadiran BI-FAST sebagai infrastruktur sistem pembayaran yang memungkinkan transfer dana secara real-time dengan biaya yang lebih rendah turut mendorong percepatan digitalisasi keuangan.
Masyarakat Lampung kini memiliki lebih banyak pilihan dalam melakukan transaksi keuangan dengan cara yang cepat dan efisien.
Digitalisasi pembayaran di Lampung telah membawa peningkatan signifikan dalam perputaran ekonomi daerah. Berdasarkan data Desember 2024, jumlah pengguna QRIS di Provinsi Lampung mencapai 1.323.324. Jumlah merchant QRIS tercatat sebanyak 606.867 dengan pangsa terbesar merupakan pelaku usaha mikro.
Hal ini menunjukkan peningkatan kepercayaan masyarakat dan pelaku usaha terhadap pembayaran digital,
turut berdampak pada pengurangan ketergantungan pada uang tunai. Serta meningkatkan transparansi keuangan. Dengan semakin banyaknya pelaku UMKM yang mengadopsi QRIS, pertumbuhan ekonomi
daerah pun terdorong melalui peningkatan akses pasar dan efisiensi dalam bertransaksi.
Lebih lanjut, digitalisasi juga mendukung program pemerintah daerah dalam pengelolaan transaksi keuangan yang lebih transparan, terutama dalam sektor pajak dan retribusi.
Pemerintah daerah telah menerapkan sistem pembayaran digital untuk berbagai layanan publik, seperti pembayaran pajak daerah dan retribusi pasar. Dengan penerapan sistem pembayaran digital, mampu menekan kebocoran pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah menjadi lebih akuntabel.
Selain itu, peningkatan efisiensi dalam transaksi keuangan juga berdampak pada peningkatan daya saing
ekonomi Lampung. Menarik lebih banyak investasi serta mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.
Meskipun akseptasi sistem pembayaran digital di Lampung telah menunjukkan tren positif, masih terdapat tantangan yang perlu diatasi.
Salah satunya adalah literasi digital dan keuangan di kalangan masyarakat, terutama di wilayah pedesaan. Upaya edukasi yang lebih masif diperlukan agar semua lapisan masyarakat dapat memanfaatkan teknologi ini secara optimal. Selain itu, perluasan infrastruktur pendukung seperti jaringan
internet yang stabil dan ketersediaan perangkat transaksi juga menjadi faktor penting dalam memastikan kelancaran sistem pembayaran digital. Kolaborasi antara BI, Pemerintah Daerah, dan Industri menjadi kunci dalam
mengatasi tantangan ini.
Digitalisasi sistem pembayaran telah membawa perubahan positif di Provinsi Lampung, khususnya dalam meningkatkan inklusi keuangan dan efisiensi transaksi. Dengan berbagai inovasi seperti QRIS dan BI-FAST,
masyarakat semakin dimudahkan dalam bertransaksi. Namun, untuk mencapai manfaat yang lebih luas, diperlukan peningkatan literasi keuangan dan penguatan infrastruktur pendukung. Dengan sinergi yang baik antara semua pemangku kepentingan, sistem pembayaran digital di Lampung dapat terus berkembang dan memberikan manfaat optimal bagi perekonomian daerah.