KINERJA ekspor kopi memperkuat neraca perdagangan luar negeri Provinsi Lampung. Pada tahun 2024, neraca perdagangan luar negeri Provinsi Lampung tercatat surplus 4,16 miliar USD atau meningkat 29,24% dari tahun sebelumnya. Hal tersebut didukung peningkatan ekspor sejumlah komoditas unggulan Lampung, terutama kopi robusta. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, total ekspor kopi Provinsi Lampung sepanjang tahun 2024 mencapai 10.597 ribu ton atau senilai sekitar 1 miliar USD, dengan tujuan utama ke Vietnam, Rusia, Malaysia, Amerika Serikat dan Thailand.
Lonjakan harga akibat penurunan produksi global menggerek kenaikan nilai ekspor kopi. Meski pertumbuhan nilai ekspor kopi Lampung pada tahun 2024 mencapai 124,82% (c-t-c), namun secara volume ekspor kopi tercatat mengalami kontraksi sebesar 43,97% (c-t-c). Hal ini tidak terlepas dari perkembangan harga kopi internasional yang mengalami lojakan cukup tinggi, khusunya Kopi Robusta yang mencapai level harga tertinggi dalam setidaknya 47 tahun terakhir.
Merujuk World Bank Commodities Price Data (Februari 2024), rata-rata harga kopi robusta di pasar internasional sepanjang tahun 2024 mencapai 4,41 USD/kg atau meningkat 68% dari tahun sebelumnya. Peningkatan harga varietas yang mendominasi lebih dari 90% ekspor kopi Lampung tersebut terutama didorong oleh tingginya permintaan di tengah penurunan produksi akibat gangguan cuaca ekstrim yang melanda dua produsen kopi terbesar dunia, Brazil dan Vietnam.
Memasuki tahun 2025, harga kopi dunia kembali menunjukkan kenaikan didorong oleh sentimen bullish akibat prospek panen yang lebih rendah di Brazil. The National Supply Company (CONAB) memperkirakan produksi kopi Brasil pada 2025/2026 akan mengalami penurunan sebesar 4,4% terutama dipengaruhi tingginya variasi suhu dan curah hujan.
Sementara itu, meskipun produksi kopi robusta Vietnam mulai pulih seiring kondisi cuaca yang lebih kondusif, namun tekanan harga arabika akibat penurunan produksi Brazil berpotensi mempertahankan harga pada level yang tinggi pada 2025.
Prospek ekspor yang baik juga didukung oleh kenaikan konsumsi kopi dunia. Dalam laporan perkembangan pasar dan perdagangan kopi yang dirilis US Department of Agriculture (USDA) pada Desember 2024, konsumsi kopi dunia diproyeksikan naik sebanyak 5,1 juta karung, menjadi 168,1 juta karung pada 2024/25. Dimana Eropa, Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi negara dengan kenaikan konsumsi tertinggi.
Lebih lanjut, meningkatnya awareness dunia terhadap robusta berkualitas tinggi menjadi peluang untuk meningkatkan nilai tambah dan perluasan pasar ekspor kopi Lampung. Tingginya biaya produksi arabika di tengah tantangan perubahan iklim, membuat robusta semakin dilirik karena dinilai memiliki potensi keberlanjutan produksi yang lebih baik. Di samping itu, persepsi robusta sebagai kopi kualitas rendah yang identik dengan kopi bubuk instan juga mulai mengalami pergeseran.
Menurut laporan USDA, walaupun Arabika masih menjadi varietas favorit pencinta specialty coffee, namun dalam perkembangan terakhir banyak coffee roastery dari yang berskala kecil sampai besar di Amerika Serikat mulai menggunakan biji robusta dalam varian produknya, bahkan ada yang menawarkan varian 100% Robusta. Meningkatnya pemahaman konsumen kopi dunia terhadap robusta berkualitas tinggi membuat prospek permintaan robusta menjadi semakin menjanjikan, termasuk di pasar berpendapatan tinggi seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Pasar berpenghasilan tinggi umumnya menaruh perhatian tinggi pada kualitas. Menurut Specialty Coffee Assocoation (SCA), kopi dikategorikan berkualitas tinggi atau specialty coffee apabila memperoleh skor minimal 80 dari 100 dalam sistem penilaian kuatitas (cupping score). Di segmen yang lebih premium, nilai tambah kopi tidak hanya dilihat dari kualitasnya, tetapi juga cerita dibaliknya. Storytelling mengenai asal usul, filosofi cita rasa, hingga komunitas petani dibalik proses produksinya juga memberikan nilai tambah yang membuat kopi menjadi lebih dari sekadar komoditas.
Mengamati perkembangan dan potensi ekspor terkini, Bank Indonesia terus memperkuat upaya pengembangan UMKM berorientasi ekspor untuk mengurangi defisit necara perdagangan, mendorong pertumbuhan (pro growth) dan mendukung efektivitas kebijakan moneter (pro stability).
Dalam implementasinya di daerah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung memberikan dukungan peningkatan kualitas produksi kopi UMKM Provinsi Lampung, diantaranya melalui fasilitasi cupping score, kurasi dan promosi perdagangan ke pasar global. Di samping itu, program on boarding UMKM digital juga dilakukan guna meningkatkan pemahaman pelaku UMKM mengenai pemanfaatan digitalisasi dalam kegiatan usaha, mulai dari pencatatan keuangan melalui platform Sikepang sampai pemasaran digital. Dalam upaya tersebut, hingga saat ini, setidaknya 3 (tiga) UMKM kopi binaan KPwBI Provinsi Lampung yang telah berhasil melakukan ekspor ke beberapa negara termasuk Tiongkok, Taiwan, Jepang, Prancis dan Singapura.