Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung akan melakukan adaptasi perubahan iklim lewat proyek Climate Resilience Inclusive Cities (CRIC) yang didanai langsung Uni Eropa.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandar Lampung, Khaidarmansyah menjelaskan, proyek CRIC bekerja dengan menyusun rencana aksi untuk mengadaptasi perubahan iklim.
“Adaptasi perubahan iklim itu masuk ke dalam program kerja kita dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandar Lampung,” katanya, Jumat, 20 Mei 2022.
Dia menjelaskan Proyek CRIC diluncurkan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) bekerja sama dengan United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG-Aspac) pada 29-30 Januari 2020, di Jakarta.
Ada 10 kota di Indonesia yang terpilih sebagai penerima manfaat proyek CRIC, yaitu Bandar Lampung, Pekanbaru, Pangkal Pinang, Cirebon, Samarinda, Banjarmasin, Kupang, Mataram, Gorontalo, Ternate.
Dari 10 kota itu, sebanyak empat kota telah menandatangani komitmen, yakni Samarinda, Mataram, Ternate, dan Bandar Lampung.
“Kita menjalin kerja sama dengan UCLG-Aspac. Mereka yang melaksanakan kegiatan penyusunan rencana aksi untuk adaptasi iklim di Kota Bandar Lampung,” kata dia.
“Program CRIC mendeteksi dini bencana setiap ada perubahan iklim. Nanti kita buat alat deteksi dininya,” sambung dia.
Rencana aksi Pemkot Bandar Lampung adalah mengadaptasi perubahan iklim lewat proyek CRIC yang juga akan menyasar masyarakat setempat.
“Sosialisasi kita laksanakan secara door to door karena termasuk perubahan perilaku warga,” pungkasnya.