BANDUNG (lampost.co) – Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Bidang Sains dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie memberikan apresiasi tinggi kepada mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) atas inovasi Digital Smart Composter yang dipamerkan dalam Kompetisi Sains, Teknologi, dan Inovasi (KSTI) 2025 di Gedung Sabuga ITB, Sabtu (9/8).
Produk karya mahasiswa Prodi S1 Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, itu memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) untuk mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik lebih cepat, efisien, dan dapat dipantau secara real time. Inovasi ini digagas Deka Ramadani dan Fadhlurohman Mergo Penateh dengan bimbingan Dr. Dedi Darwis.
“Produk ini contoh konkret bagaimana riset perguruan tinggi menjawab tantangan pertanian sekaligus mengelola limbah secara ramah lingkungan. Saya mendorong agar UTI bekerja sama dengan industri dan pemerintah daerah untuk menghilirkan produk ini,” kata Stella.
Menurutnya, hilirisasi hasil riset menjadi produk komersial harus menjadi fokus agar manfaatnya dirasakan masyarakat luas. Digital Smart Composter dinilai sejalan dengan agenda nasional meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan.
Rektor UTI Dr. HM. Nasrullah Yusuf mengaku bangga atas karya mahasiswa yang dinilai aplikatif.
“Mahasiswa Teknokrat tidak hanya unggul dalam teori, tetapi juga menciptakan solusi praktis berbasis teknologi. Kami siap mendukung hilirisasi produk ini,” ujarnya.
Digital Smart Composter menjawab dua masalah peternakan sapi: penumpukan limbah dan kebutuhan pupuk organik. Dengan sensor suhu dan kelembapan terintegrasi IoT, proses fermentasi dapat dipantau via ponsel atau komputer, sehingga produksi pupuk berlangsung lebih cepat dibanding metode konvensional.
Produk ini menjadi salah satu stand terfavorit di KSTI 2025. Pengunjung, termasuk pelaku industri dan peternak, menunjukkan minat tinggi bahkan mempertanyakan kemungkinan pemesanan alat.
Selain KSTI, tim UTI akan membawa inovasi ini ke Pekan Inovasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (PIMPI) 2025 di IPB University, Bogor, 23 Agustus mendatang. Dedi Darwis optimistis produknya akan mendapat sambutan positif mengingat besarnya potensi pasar pupuk organik.
Apresiasi Stella Christie disebut menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk terus mengembangkan teknologi yang memiliki nilai guna tinggi.
“Jika diproduksi massal dan dipasarkan tepat, produk ini bisa menjadi solusi nasional pengelolaan limbah peternakan,” kata Stella.
Dengan dukungan kampus, pemerintah, dan industri, Digital Smart Composter diharapkan segera diimplementasikan di berbagai daerah, membantu peternak meningkatkan produktivitas, menjaga lingkungan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi.