Asrian Hendi Caya, Dosen FEB Unila
KITA selalu berharap besok akan lebih baik. Namun, tentu asa ini bukan tanpa alasan. Kita berharap lebih baik lagi karena kita selalu tidak puas dengan apa yang dicapai. Ketidakpuasan mendorong kita selalu berusaha lebih baik sehingga kita terus berbenah untuk masa depan.
Kondisi yang demikian memungkinkan kita meraih hasil yang optimal. Itu alami, itu manusiawi, itulah sunatullah. Hanya saja, harapan tidak selalu terwujud karena ada faktor yang di luar kendali sebagai cermin bahwa kita hanya bisa berusaha. Faktor itu ada yang dari alam juga ada dari manusia (masyarakat dan negara), karena manusia saling beinteraksi dan membutuhkan. Di atas semuanya, ada Yang Mahakuasa.
Itulah sebabnya, kita berharap ekonomi Lampung tahun 2020 akan lebih baik. Tidak cukup dengan berharap. Lalu, apa dasarnya? Dasarnya adalah pencapaian ekonomi 2019. Sampai dengan triwulan III tahun 2019, ekonomi Lampung sudah tumbuh 5,33%. Triwulan IV berdasarkan data 2017 dan 2018 menunjukkan kondisi yang meningkat dibandingkan triwulan III. Atas dasar ini, ekonomi Lampung akan tumbuh lebih baik dibanding 2018 yang sebesar 5,25%. Kisaran ekonomi Lampung akan tumbuh pada 2019 sebesar 5,25%—5,35%.
Pertumbuhan ekonomi Lampung dari sisi produksi (penawaran) cukup kokoh karena ditopang oleh pertumbuhan sektor industri pengolahan, yang tumbuh paling tinggi yaitu 10,14% pada triwulan III dan penyumbang pertumbuhan tertinggi pada triwulan I, II, dan III tahun 2019.
Sektor industri kokoh karena menggunakan bahan baku, menyerap tenaga kerja, serta berkelanjutan. Harapannya, ke depan industri pengolahan yang tumbuh adalah yang berbasis hasil-hasil pertanian. Hal ini semakin dimungkinkan dengan ketersediaan listrik yang memadai, dengan tengah dibangunnya beberapa sumber tenaga listrik (panas bumi, mikrohidro, sampah, dan lain-lain).
Perdagangan juga merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi Lampung. Tentu saja, ini tidak terlepas dari jumlah penduduk Lampung yang besar, produksi beberapa komoditas pertanian untuk skala nasional, dan tentu saja dukungan transportasi yang makin baik, seperti jalan tol, pelabuhan laut, bandar udara. Geliat pariwisata juga ikut menyumbang pertumbuhan ekonomi Lampung melalui transportasi, akomodasi, industri kerajinan, dan perdagangan.
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Lampung juga cukup kokoh karena ditopang oleh pembentukan modal tetap domestik bruto (investasi). Sampai dengan triwulan III tahun 2019, sudah tumbuh 5,23%, sedikit dibawah pertumbuhan konsumsi rumah tangga yaitu 5,69%. Dengan semakin baiknya aksesibilitas, potensi peningkatan investasi akan semakin besar di masa depan. Apalagi, dukungan listrik semakin meningkat.
Baiknya pertumbuhan ekonomi Lampung yang di atas rata-rata Sumatera (4,55%) karena iklim investasi yang mendukung, yang salah satunya tercermin pada stabilitas ekonomi yang baik, yaitu inflasi yang terkendali pada tingkat yang rendah. Inflasi Lampung 2019 sampai November sebesar 2,97 yang di bawah inflasi nasional. Pertumbuhan ekonomi Lampung 2019 tetap meningkat dari 2018 walau masih dalam tekanan ekonomi global yang belum membaik, tecermin pada menurunnya ekspor dan impor.
Ekonomi 2020
Lalu bagaimana dengan ekonomi Lampung 2020? Melihat perkiraan capaian ekonomi 2019, sangat wajar bila kita optimistis bahwa ekonomi Lampung akan tumbuh lebih baik dari pertumbuhan ekonomi 2019. Pertama, tentu saja pencapaian ekonomi 2019 menjadi landasan bagi kokohnya perkembangan ekonomi Lampung 2020. Sektor industri sebagai sektor yang berkelanjutan akan tetap tumbuh baik dan menjadi penggerak ekonomi Lampung 2020.
Berkembangnya sektor industri bukan saja akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi, melainkan juga akan memperbaiki kesejahteraan rakyat. Karena melalui sektor industri nilai tambah sektor pertanian yang menjadi sumber utama mata pencaharian masyarakat akan dapat ditingkatkan.
Misalnya, kopi yang saat ini tengah marak sehingga ke depan Lampung tidak lagi hanya mengandalkan ekspor kopi biji, tetapi juga ekspor kopi bubuk/kemasan. Kopi juga harus menjadi produk obat-obatan dan kecantikan. Sapi dan ayam potong yang selama ini dijual hidup, ke depan harus juga diproses sehingga menjadi produk makanan baik jadi maupun bahan baku.
Sektor pertanian yang pada 2019 masih dalam tekanan kemarau sehingga belum menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik. Diperkirakan, pada 2020 akan membaik dengan curah hujan yang diperkirakan akan baik. Gubernur sangat peduli dengan pertanian, salah satunya dengan mengupayakan ketersediaan pupuk yang selama ini sering menjadi kendala peningkatan produksi. Skema pembiayaan pun akan mulai diluncurkan pada 2020 yang menjadi kendala petani mendapat bibit dan pupuk serta obat-obatan.
Transportasi dan akomodasi akan semakin berkembang terutama dengan keberadaan jalan tol dan pelabuhan penyeberangan serta penerbangan yang makin baik dan berskala internasional. Umrah sudah bisa berangkat dari Lampung, yang segera disusul dengan haji. Perdagangan antarpulau akan semakin tumbuh karena Lampung merupakan pemasok skala nasional untuk beberapa komoditas pertanian.
Pariwisata juga akan semakin berkembang dengan aksesibilitas yang baik walau masih mengandalkan wisatawan nusantara, utamanya dari Jabodetabek dan Sumbagsel. Gubernur pun sangat peduli dengan pengembangan pariwisata, yang bahkan sudah menggandeng BUMN dan swasta untuk membangun kawasan wisata Bakauheni.
Kondisi yang membaik tersebut sejalan dengan perkiraan ekonomi global yang diperkirakan membaik pada 2020 walau belum signifikan, yaitu meningkat dari 3,00% pada 2019 menjadi 3,1% pada 2020. Secara nasional pun, Indonesia yakin pada 2020 ekonomi akan tumbuh lebih tinggi dibanding 2019, yaitu 5,1%—5,5%.
Hal ini memperkuat optimisme bahwa ekonomi Lampung tahun 2020 akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan 2019. Tahun 2020 ekonomi Lampung optimis akan tumbuh sekitar 5,30%—5,60%. Mari kita berkontribusi sesuai dengan potensi dan kapasitas serta tidak menjadi bagian dari masalah sehingga optimisme ini menjadi sesuatu yang nyata. Semoga!