Manado (Lampost.co)–Hingga hari ini, Selasa, 7 Mei 2024, aktivitas vulkanik Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut), masih tinggi pascaerupsi besar pada 30 April 2024.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan asap masih teramati berwarna putih dan kelabu.
“Asap intensitas sedang hingga tebal dan tinggi hingga 700 meter di atas puncak. Hal ini masih mengindikasikan aktivitas Gunung Ruang masih tinggi,” sebut Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid di Manado, Selasa, 7 Mei 2024.
Potensi bahaya saat ini berupa erupsi yang menghasilkan awan panas, lontaran material pijar, dan paparan abu vulkanik. Hal itu bergantung pada arah dan kecepatan angin, serta lahar bila hujan deras turun di sekitar Gunung Ruang.
Kepala Badan Geologi menyebutkan kegempaan yang terekam 1-6 Mei 2024 sebanyak dua kali gempa erupsi. Kemudian, 77 kali gempa vulkanik dangkal, dan 17 kali gempa vulkanik dalam.
Selanjutnya, lima kali gempa tektonik lokal, 31 kali gempa tektonik jauh, dan 15 kali gempa tremor menerus.
Erupsi terjadi pada 1 Mei 2024 pukul 17.43 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ± 600 meter di atas puncak.
Erupsi kedua pada 2 Mei 2024 pukul 16.12 Wita dan kolom asap berwarna putih kelabu dengan tinggi 300 meter condong ke arah Utara.
“Kegempaan tanggal 7 Mei 2024 sampai pukul 06.00 Wita terekam sebanyak tujuh kali gempa tektonik jauh dan tremor masih terekam melalui stasiun RUA4,” katanya.
Sejarah Erupsi
Sejarah erupsi Gunung Ruang tercatat sejak 1808 dan memiliki interval erupsi berkisar antara satu hingga 30 tahun.
Erupsi terakhir, sebelum kejadian erupsi pada tahun 2024, terjadi pada tahun 2002 yang merupakan erupsi eksplosif dengan awan panas.
Kejadian itu mengakibatkan kerusakan lahan dan pemukiman serta mengharuskan pengungsian penduduk.
Erupsi Gunung Ruang mulai tanggal 16 April 2024 setelah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan yang signifikan. Kenaikan status dilakukan secara bertahap mulai dari Waspada (Level II), Siaga (Level III), dan Awas (Level IV).