Jakarta (Lampost.co) — Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan kembali komitmen menjaga kerukunan nasional melalui kegiatan Jalan Sehat Lintas Agama yang berlangsung di Kantor Kemenag, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Minggu, 23 November 2025. Kegiatan itu menjadi rangkaian utama peringatan Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada 16 November setiap tahun.
Poin Penting:
-
Kemenag gelar Jalan Sehat Lintas Agama untuk memperingati Hari Toleransi Internasional.
-
Jalan sehat menjadi simbol menjaga kerukunan dan moderasi beragama.
-
Kemenag meluncurkan Logo Natal Kemenag 2025 dengan tema C-LIGHT.
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan Jalan Sehat Lintas Agama bukan sekadar aktivitas olahraga. Ia menyebut kegiatan itu sebagai gerakan kebangsaan yang memupuk persaudaraan dan menguatkan komitmen hidup rukun dalam keberagaman.
“Kita berkumpul bukan hanya untuk berolahraga, tetapi untuk meneguhkan komitmen kebangsaan bahwa Indonesia berdiri di atas semangat saling menghargai dan hidup rukun,” ujar Nasaruddin.
Baca juga: Kemenag Dorong Pemuda Perkuat Kerukunan Lewat Kemah Lintas Agama
Langkah Menyehatkan Kehidupan Berbangsa
Selain itu, Menag menekankan langkah bersama dalam Jalan Sehat Lintas Agama melambangkan perjalanan hati untuk menyehatkan kehidupan berbangsa. Ia melihat perjalanan itu sebagai simbol tekad menjaga Tanah Air melalui semangat toleransi yang aktif.
“Kita berjalan bukan hanya untuk menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga untuk menyehatkan kehidupan berbangsa. Kita melangkah bukan hanya untuk mencapai finis, tetapi untuk menguatkan jejak kerukunan di Indonesia,” ujarnya.
Peluncuran Logo Natal Kemenag 2025
Dalam kesempatan yang sama, Menag juga meluncurkan logo Natal Kemenag 2025 sebagai penanda mulainya rangkaian kegiatan Natal yang untuk pertama kalinya Kemenag selenggarakan. Rangkaian tersebut mengusung tema C-LIGHT: Christmas – love in god, harmony together.
Menurut Menag, nilai cinta kasih dan harmoni merupakan prinsip universal yang dapat menyatukan seluruh umat beragama. Karena itu, ia menegaskan toleransi harus hadir sebagai praktik hidup, bukan sekadar wacana.
“Toleransi adalah komitmen yang harus kita rawat sebagai bangsa. Kita membutuhkan ruang untuk saling menyapa tanpa prasangka dan menjadikan perbedaan sebagai kekuatan,” ujarnya.
Rangkaian Natal di Berbagai Kota
Dirjen Bimas Kristen, Jeane Marie Tulung, menjelaskan nilai toleransi, komitmen kebangsaan, dan penghargaan terhadap keberagaman menjadi jiwa dari seluruh rangkaian kegiatan tersebut.
Ia juga memaparkan setelah pembukaan di Jakarta, rangkaian Natal Kemenag 2025 akan berlangsung di berbagai daerah. Kegiatan itu meliputi seminar kebangsaan, ibadah lintas denominasi, peluncuran buku Ekoteologi, aksi sosial, hingga puncak perayaan Natal Kemenag pada 22 Desember 2025 di Jakarta.
Jeane menegaskan rangkaian kegiatan tahun ini mengalir dari kota ke kota dan menghadirkan pesan cinta, damai, dan persaudaraan. Ia menilai pesan itu berkontribusi besar pada penguatan moderasi beragama dan kerukunan nasional.
“Rangkaian Natal tahun ini membawa pesan cinta dan persaudaraan sebagai kontribusi memperkuat moderasi beragama dan kerukunan nasional,” katanya.








