Jambi (Lampost.co): Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Jambi terus meluas dan dikhawatirkan merembet hingga ke lahan produktif. Berdasarkan analisis terbaru oleh tim GIS KKI Warsi, tercatat sekitar 565 hektare hutan dan lahan telah terbakar. Kebakaran ini meliputi area hutan produksi dan areal penggunaan lain.
Hasil analisis tersebut melalui pemantauan sebaran titik panas tangkapan citra satelit NOAA, Terra Aqua, dan SNVV antara 1 hingga 7 Agustus 2024. Data ini kemudian dipadukan dengan tangkapan citra satelit Sentinel 2 yang mengirimkan data setiap 5 hari. Sehingga menghasilkan estimasi perhitungan luas kebakaran.
Baca juga: Ratusan Hotspot Karhutla di Sumatra Kian Membara
Dari hasil analisis tersebut, teridentifikasi bahwa kebakaran terjadi di area gambut, areal konflik, dan wilayah masyarakat.
“Berkemungkinan, kebakaran ini terkait dengan aktivitas pembukaan lahan untuk perkebunan,” ungkap Koordinator Divisi Komunikasi KKI Warsi, Sukmareni, Kamis, 8 Agustus 2024.
Lebih lanjut, Sukmareni menjelaskan bahwa kebakaran terpantau di berbagai area seperti hutan tanaman industri, HGU perkebunan kelapa sawit, dan area restorasi.
“Kami mengapresiasi kerja keras semua pihak yang terlibat dalam upaya pemadaman api,” kata Sukmareni.
Pengawasan Semua Pihak
Dia mengatakan penting untuk menegaskan perlunya pengawasan yang lebih ketat dari semua pihak. Hal itu untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di masa depan.
KKI Warsi menekankan perlunya penerapan instrumen pengendalian kebakaran yang efektif. Termasuk menjaga tinggi muka air gambut, menyediakan alat bagi petani untuk membuka lahan secara ramah lingkungan, dan menyelesaikan konflik lahan.
“Tanpa penerapan instrumen ini, kebakaran hutan dan lahan akan terus terjadi dan berdampak buruk pada upaya Indonesia dalam mengurangi emisi karbon, serta memperburuk perubahan iklim,” beber Sukmareni.
KKI Warsi mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan. Yaitu dengan fokus pada pencegahan, pengawasan, dan pengelolaan yang berkelanjutan. Kolaborasi ini sangat penting untuk melindungi lingkungan dan memastikan keberlangsungan hidup ekosistem serta kesejahteraan masyarakat di Jambi.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.