Jakarta (Lampost.co): Budayawan Ngatawi Al-Zastrouw menilai Pancasila merupakan penawar paling efektif dalam upaya menangkal radikalisme dan terorisme. Paham tersebut menjadi ancaman nyata dalam mengganggu stabilitas negara jika tidak ditangani dengan tepat.
“Sejatinya, Pancasila memberikan ruang bagi setiap manusia untuk mengaktualisasikan pandangan keagamaan secara manusiawi,” kata Zastrouw dalam keterangan tertulis resmi di Jakarta, Sabtu, 17 Agustus 2024.
Baca juga: Kemerdekaan Semangat Baru Lakukan yang Terbaik Bagi Daerah
Maka dari itu, ia menekankan pentingnya aktualisasi Pancasila dalam bentuk nyata agar dapat menjadi pengikat yang efektif di tengah keberagaman bangsa. Mengingat implementasi Pancasila belum sepenuhnya nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut, kata dia, terutama dalam menghadapi radikalisme di kalangan generasi muda. Karena saat ini tidak bisa hanya menjejali anak muda di masa sekarang dengan narasi dan retorika para pemimpin negeri saja.
Menurut Kepala Makara Art Center Universitas Indonesia tersebut, keteladanan dari para pemimpin bangsa dalam beragama dan bermasyarakat menjadi inspirasi penting bagi generasi muda. Namun dia berharap keteladanan tersebut tidak hanya dalam bentuk ceramah, tetapi juga melalui tindakan nyata yang dapat terlihat dan menjadi rujukan.
Selain itu, Zastrouw berpendapat, perlunya pengarusutamaan berbagai praktik hidup yang mencerminkan Pancasila. Dia memberikan contoh bagaimana di kampung-kampung dan desa-desa banyak terdapat praktik kehidupan yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Seperti gotong royong dan kerukunan antarumat beragama.
Budaya Asing
Generasi muda saat ini, sambung dia, sering lebih mengenal nilai-nilai yang datang dari budaya asing, baik dari Timur Tengah maupun Barat. Oleh karena itu, penting untuk memperkenalkan bahwa nilai-nilai Pancasila juga dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dia pun mencontohkan bagaimana gerakan penggalangan dana pada saat pandemi COVID-19. Hal tersebut merupakan bentuk gotong royong dalam versi modern.
“Ini juga menjadi jiwanya Pancasila. Karenanya, Indonesia harus lebih berbangga diri lagi sebagai sebuah bangsa dan paham betul bahwa sesuatu yang baik tidak harus datang dari wilayah Arab ataupun negara Barat,” ucap dia.
Oleh karenanya, Zastrouw berharap generasi muda Indonesia dapat membangun imunitas ideologi yang kuat terhadap radikalisme dan intoleransi. Vaksinasi kultural melalui pengamalan Pancasila secara nyata merupakan kunci untuk menjaga persatuan dan menghadapi berbagai ancaman ideologis.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.