Garut (Lampost.co)–Insiden ledakan saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Desa Sagara, Cibalong, Garut yang menewaskan 13 orang, ternyata ada lebih dari 100 warga yang berada di lokasi tersebut. Warga sekitar ke lokasi untuk mencari serpihan logam dari amunisi yang dimusnahkan.
Poin Penting:
- Bunyi sirine sebelum peledakan agar warga mengindar lokasi tersebut denran radius aman.
- Sudah ada 100-an warga menanti untu mencari seprihan logam usai peledakan.
- Lokasi ledakan disterilisasi untuk investigasi lebih lanjut.
Salim (63), salah satu saksi mata sekaligus keluarga korban tewas, mengatakan puluhan hingga seratusan warga datang ke lokasi disposal untuk mengumpulkan sisa logam. Mereka umumnya datang setelah ledakan berlangsung, ketika lokasi sudah aman.
“Sekitar seratus orang, bahkan mungkin lebih. Mereka lagi nyari serpihan logam. Alhamdulillah, warga yang mencari tidak ada yang celaka,” kata Salim di RSUD Pameungpeuk, Selasa, 13 Mei 2025.
Baca Juga: Ledakan di Garut Tewaskan 13 Orang, Ini Kronologi, Penyebab, dan Fakta Terbaru
Menurut Salim, sembilan warga yang tewas dalam ledakan adalah pekerja yang memang terlibat dalam proyek pemusnahan amunisi tersebut. Ia juga menyebut bahwa para pemburu logam kemungkinan berasal dari berbagai desa di sekitar Cibalong.
Sirine Peringatan Sudah Dibunyikan
Mak Ening, warga sekitar yang warung kopinya berada di tepi jalan setapak menuju lokasi peledakan. Menurutnya biasanya TNI membunyikan sirine sebagai tanda peringatan sebelum pemusnahan. Hal itu menjadi pertanda agar warga menjauh dari lokasi berbahaya.
“Biasanya ada sirine, warga paham itu tanda untuk menjauh. Setelah ledakan baru boleh mendekat lagi. Tapi kemarin itu, pas ledakan ketiga, tiba-tiba datang mobil kayak ambulans. Saya langsung curiga pasti ada kejadian besar,” kata Mak Ening di sekitar lokasi.
Lokasi Masih Sterilisasi
Lokasi ledakan tepatnya berada di Jalan Miramareu, Desa Sagara, sekitar 1 kilometer dari jalan raya. Akses menuju titik ledakan berupa jalan setapak berbatu yang melewati perkebunan warga. Pantauan di lapangan menunjukkan area ini kini dijaga ketat oleh aparat, termasuk personel Brimob yang bersiaga sekitar 300 meter dari lokasi kejadian.
Panglima Kodam III/Siliwangi Mayjen TNI Dadang Arif Abdurahman menyatakan pihaknya masih melakukan investigasi menyeluruh terkait pemicu insiden. Termasuk kemungkinan evaluasi apakah pemusnahan amunisi akan tetap melibatkan warga sipil di kemudian hari.
“Kita lihat ke depan. Sekarang masih proses investigasi,” ujar Mayjen Dadang saat meninjau korban di RSUD Pameungpeuk.
Usai kejadian, aparat gabungan melakukan penyisiran dan sterilisasi area untuk mencegah korban tambahan dan memastikan tidak ada bahan peledak tersisa. Warga pun tidak boleh mendekat hingga proses pengamanan selesai.
Insiden ini menambah daftar panjang kecelakaan dalam aktivitas pemusnahan amunisi dan memunculkan desakan agar memperketat prosedur keamanan. Serta peningkatan edukasi kepada warga.