Kendal (lampost.co)– Kesedihan mendalam menyelimuti keluarga besar Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadhilah, Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, setelah wafatnya KH Alamudin Dimyati Rois atau yang akrab disapa Gus Alam. Anggota DPR RI tersebut meninggal dunia akibat kecelakaan di KM 315 + 900 Tol Pemalang–Batang, Jumat, 2 Mei 2025. Ia sempat menjalani perawatan intensif selama empat hari di RS Budi Rahayu, Pekalongan, sebelum berpulang pada Selasa, 6 Mei 2025.
Pagi hari itu, ratusan santri memenuhi aula dan musala pondok pesantren. Mereka melantunkan ayat suci Al-Qur’an sambil menahan air mata. Banyak di antaranya yang menangis pilu, mengenang sosok Gus Alam yang sangat dekat dengan mereka.
Di luar ruangan, santri dewasa dan masyarakat sekitar tampak membantu menyiapkan tenda untuk menyambut kedatangan jenazah. Kabar duka yang datang dari rumah sakit membuat suasana pondok langsung berubah menjadi haru.
Gus Alam lahir di Kendal pada 26 Desember 1980. Ia adalah putra dari ulama karismatik KH Dimyati Rois. Semasa hidupnya, Gus Alam terkenal sederhana meski menjabat sebagai wakil rakyat di Senayan.
Ia meninggalkan seorang istri, Aslikh Rina Ulyaddin, seorang anak bernama Zainab, dan satu bayi yang masih dalam kandungan sang istri.
“Beliau sangat perhatian dengan kami. Sosoknya tidak tergantikan,” ujar Muhammad (14), salah satu santri yang tak kuasa menahan tangis.
Rahmad (16), santri lainnya, menambahkan bahwa Gus Alam sangat dekat dengan para santri dan masyarakat. “Meski menjadi anggota DPR, beliau tetap bersahaja dan selalu menyapa siapa saja,” katanya.
Berdampingan dengan Sang Ayah
Pemakaman jenazah di komplek Pondok Pesantren Al-Fadlu II, Srogo, Sidorejo, Kendal, berdampingan dengan makam sang ayah.
Warga sekitar pondok, Husain, mengatakan kepergian Gus Alam sangat mengejutkan, apalagi usianya masih tergolong muda. Dalam kecelakaan tersebut, dua orang asisten beliau juga turut menjadi korban.
“Kepergian beliau sungguh menyayat hati. Sosok yang ramah dan peduli ini sangat dirindukan warga,” ungkap Husain.