Jakarta (Lampost.co) – Penelitian terbaru tentang Planet Mars makin memperkuat keyakinan para ilmuwan adanya kehidupan tersembunyi di bawah lapisan es berdebu.
Permukaan planet merah tersebut diduga berfungsi sebagai pelindung alami dari radiasi berbahaya yang membombardir planet. Sebab, Mars tidak memiliki atmosfer dan medan magnet seperti Bumi yang mampu menahan radiasi.
Mengutip dari Indy100 pada Selasa (22/10), Aditya Khuller dari NASA’s Jet Propulsion Laboratory menjelaskan es yang bercampur debu di Mars memiliki keistimewaan.
Debu yang terdapat di lapisan es tersebut bisa menghalangi radiasi ultraviolet (UV) yang berbahaya, sekaligus tetap membiarkan cahaya masuk.
Cahaya itu dapat menjadi sumber energi bagi organisme yang membuat hidup di bawah es, mirip dengan mekanisme yang terjadi pada beberapa organisme di Bumi.
“Es yang bercampur dengan debu Mars bisa melindungi kehidupan yang terperangkap di bawah permukaannya dari radiasi. Sementara tetap memungkinkan cahaya masuk untuk menopang kehidupan,” ujar Khuller.
Zona Layak Huni di Mars
Namun, para ilmuwan masih harus menemukan “zona layak huni bersifat radiatif” di Mars. Area yang terdapat cukup campuran es dan debu untuk menahan radiasi berbahaya, tetapi tetap bisa membuat proses fotosintesis terjadi.
Proses itu sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan mikroorganisme di Mars. Selain itu, tantangan lainnya untuk menemukan lokasi dengan suhu yang tidak terlalu ekstrem.
Peneliti percaya dalam kondisi tertentu, debu di Mars dapat menyebabkan pencairan es sementara saat suhu planet merah tersebut naik di atas titik beku. Kondisi itu berpotensi membuat organisme hidup untuk bertahan.
Penemuan itu makin menarik perhatian, terutama di tengah rencana ambisius Elon Musk, pendiri SpaceX, yang berencana memindahkan manusia ke Mars. Meski Musk berencana mengirim Starship ke Mars dalam dua tahun ke depan, banyak ilmuwan yang khawatir tentang kemampuan manusia untuk bertahan hidup di planet tersebut.
Tantangan seperti radiasi tinggi dan suhu ekstrem di Mars membuat para peneliti pesimis manusia dapat bertahan dan berkembang dengan baik tanpa adanya perlindungan atau adaptasi khusus.