London (Lampost.co) – Terowongan antarbintang ditemukan terhubung dengan alam lain. Hal itu berdasarkan penemuan terbaru dari Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics (MPE). Temuan itu memberikan bukti baru tentang jaringan gelembung panas yang selama itu hanya menjadi teori.
Para ilmuwan meyakini terowongan itu terbentuk jutaan tahun lalu akibat serangkaian ledakan supernova. Sehingga, menciptakan struktur unik berdensitas rendah bernama Gelembung Panas Lokal (Local Hot Bubble/LHB).
Gelembung itu membentang setidaknya sejauh 1.000 tahun cahaya dengan suhu mencapai satu juta derajat Celsius. Namun, atom-atom di dalamnya sangat jarang dan panas tidak memengaruhi objek-objek di dalamnya, termasuk Tata Surya.
Astrofisikawan Michael Yeung, Michael Freyberg, dan tim peneliti MPE menggunakan teleskop sinar-X canggih eROSITA, yang terpasang di observatorium luar angkasa.
Beroperasi sejauh 1,5 juta kilometer dari Bumi, teleskop itu berpotensi pemetaan rinci LHB dengan membagi langit menjadi 2.000 bagian untuk teranalisis.
Penelitian menunjukkan LHB bukan bola seragam. Sebaliknya, LHB memiliki bentuk yang lebih tegak lurus terhadap bidang galaksi, menyerupai nebula bipolar. Pemetaan itu juga mengungkap keberadaan terowongan antarbintang yang menghubungkan LHB dengan wilayah Centaurus.
“Yang tidak kami ketahui sebelumnya adalah adanya terowongan antarbintang yang membentuk celah di medium antarbintang yang lebih dingin,” kata Michael Freyberg.
Jaringan Gelembung Panas dan Terowongan
Penemuan terowongan itu mendukung teori dari 1974 yang menyatakan Bima Sakti terdiri dari jaringan gelembung panas dan terowongan yang saling terhubung. Namun, hal itu adalah pertama kalinya teori tersebut mendapat bukti nyata.
Para peneliti yakin terowongan itu bisa berfungsi sebagai penghubung antara LHB dan gelembung super lainnya, seperti Nebula Gum, yang berada di wilayah lain galaksi.
Analisis mereka juga menemukan bagian utara terowongan lebih panas daripada bagian selatan. Hal itu mengindikasikan adanya aktivitas supernova baru-baru ini yang memanaskan kembali wilayah tersebut.
Penemuan itu tidak hanya memberikan wawasan baru tentang struktur galaksi. Namun, membuka peluang penelitian lebih lanjut tentang sejarah Bima Sakti dan interaksi antara gelembung-gelembung panas.
“Penemuan itu mengubah cara memahami Bima Sakti. Jaringan gelembung panas dan terowongan itu menunjukkan betapa kompleks dan dinamisnya lingkungan antarbintang,” ujar Michael Yeung, salah satu astrofisikawan utama dalam penelitian ini.
Para ilmuwan berharap temuan itu dapat menjadi dasar bagi penelitian lebih lanjut untuk memahami proses pembentukan dan interaksi gelembung panas di galaksi kita.
Teknologi observasi yang terus berkembang, eksplorasi jaringan terowongan itu dapat mengungkap lebih banyak rahasia tentang Bima Sakti. Termasuk dampaknya terhadap Tata Surya dan alam semesta secara keseluruhan.