Jakarta (Lampost.co) — Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan sepak bola Timnas Indonesia perlu ada filosofi bermain. Hal itu menjadi tuntutan bagi pelatih baru sebagai pengganti Shin Tae-yong.
Erick Thohir mengatakan pelatih baru harus membangun filosofi sepak bola Timnas Indonesia yang solid dan visi jangka panjang. Sebab, filosofi menjadi dasar permainan Timnas Indonesia, mulai dari tim senior hingga kelompok usia U-23. Sehingga, dapat menyelaraskan pola permainan dan strategi di semua level.
Dia menekankan pentingnya membangun filosofi sepak bola sebagai fondasi yang akan membawa Indonesia lebih kompetitif di kancah internasional. Ia mengakui proses itu tidak mudah dan membutuhkan waktu serta dukungan dari berbagai pihak.
“Saya titipkan filosofi sepak bola ini mesti mulali dibangun dari tim senior dan U-23. Hal ini sudah disanggupi pelatih baru yang kami interview,” ujar Erick.
Menurutnya, pelatih baru Timnas Indonesia tidak hanya memiliki tuntutan memenuhi target jangka pendek seperti lolos Piala Dunia. Namun, juga memiliki visi jangka panjang untuk menyelaraskan program pengembangan tim nasional di semua level usia.
Pelatih-pelatih yang dia wawancarai memahami target besar yang PSSI usung. Selain ingin membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia, pelatih juga harus memberikan performa maksimal di kejuaraan AFC dan kompetisi internasional lainnya, seperti Piala Dunia U-17 dan U-20.
“Mereka yang bergabung tentu punya target personal dan ingin menjadi bagian dari sejarah, yaitu membawa Indonesia ke Piala Dunia,” kata dia.
Struktur Baru Timnas Senior dan U-23
Di samping itu, PSSI juga akan menerapkan struktur baru pada tim pelatih yang mencakup pelatih kepala, beberapa asisten, dan satu asisten khusus. Jajaran kepelatihan itu memiliki tanggung jawab untuk menyelaraskan program antara Timnas Senior dan U-23.
PSSI berharap pendekatan itu dapat menciptakan konsistensi dalam filosofi permainan, mirip dengan pendekatan negara-negara seperti Jepang.
“Nantinya, pelatih kepala dan timnya akan memiliki program yang sama untuk U-23 dan senior. Filosofi ini langkah penting untuk menciptakan konsistensi permainan,” ujar dia.
Erick juga menyoroti pentingnya memiliki seorang Direktur Teknik untuk mendukung implementasi filosofi sepak bola yang terintegrasi. Peran itu juga akan menjadi penghubung strategis antara berbagai level tim nasional dan memastikan filosofi dapat berjalan secara konsisten.
“Kunci untuk membangun filosofi seperti Jepang atau negara lain adalah waktu dan perencanaan matang. Di sinilah peran Direktur Teknik menjadi sangat penting,” kata dia.