Bandar Lampung (Lampost.co) — Klub Divisi 2 Liga Inggris, Plymouth Argyle, memecat legenda Manchester United (MU) Wayne Rooney sebagai pelatih. Kekalahan dari tim Oxford United yang diperkuat pemain Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan, menjadi laga terakhir legenda Manchester United itu menangani tim.
Poin penting
- Pemecatan Wayne Rooney karena performa buruk yang membuat Plymouth terjebak di dasar klasemen.
- Pemecatan kedua Wayne Rooney dalam setahun setelah sebelumnya dipecat oleh Birmingham City
- Statistik buruk pelatih Wayne Rooney selama mengasuh beberapa klub Derby County, DC United, dan Plymouth Argyle
Ini adalah pemecatan kedua dalam kurun waktu satu tahun terakhir, yang semakin memperburuk catatan kepelatihan mantan bintang Timnas Inggris tersebut.
Pecah Kongsi dengan Plymouth Argyle
Pada 31 Desember 2024, Wayne Rooney dan Plymouth Argyle resmi berpisah setelah hanya tujuh bulan bekerja sama dari kesepakatann kontrak tiga tahun. Keputusan tersebut setelah hasil buruk tim di bawah kepemimpinan Rooney. Plymouth Argyle terperosok di posisi ke-24, yaitu dasar klasemen Divisi Championship Inggris musim 2024-2025.
Baca juga: Junior Messi di MU Masuk Daftar Jual Amorim
Puncak dari kekecewaan ini terjadi pada 28 Desember, ketika Plymouth harus menelan kekalahan 0-2 dari Oxford United, tim yang diperkuat pemain asal Indonesia, Marselino Ferdinan. Pertandingan itu memperburuk nasib legenda MU itu yang sebelumnya sudah dalam tekanan besar. Hasil minor ini membuat posisi Rooney semakin terancam, dan akhirnya klub mengumumkan pemecatan sang legenda melalui pernyataan resmi yang berbunyi “kesepakatan bersama”.
Namun, banyak media di Inggris yang menganggap ungkapan tersebut hanyalah cara klub untuk memperhalus kenyataan pemecatan. “Plymouth Argyle akan selalu memiliki tempat khusus di hati saya, dan saya akan terus memantau perkembangan tim ini,” ujar Rooney melalui surat perpisahannya.
Pemecatan Kedua dalam Setahun
Sayangnya, nasib tragis bagi Rooney tidak berhenti sampai di situ. Pemecatan dari Plymouth Argyle ini menjadi yang kedua dalam setahun, setelah sebelumnya ia dipecat Birmingham City pada 2 Januari 2024. Di Birmingham, meskipun Rooney mendapat kesempatan menangani tim selama musim 2023-2024, hanya membawa tim meraih dua kemenangan dari 15 pertandingan. Hasil itu membuat rasio kemenangannya tercatat sangat buruk, yakni hanya 13,3%.
Kepelatihan yang Mengecewakan
Sejak pensiun sebagai pemain dan menjadi legenda MU, catatan Wayne Rooney sejak beralih ke dunia pelatih memang tak cemerlang. Sebelum melatih Plymouth Argyle, Rooney pertama kali menangani Derby County pada 2020 hingga 2022. Di klub ini, ia hanya mencatatkan rasio kemenangan 28,2%, yang terbilang cukup rendah di kompetisi sekelas Liga Championship.
Setelah itu, Rooney mencoba peruntungannya di Amerika Serikat dengan menukangi DC United pada 2022-2023. Namun, hasilnya tidak jauh lebih baik. Rasio kemenangan Rooney malah menurun lebih jauh lagi menjadi 26,4%. Semuanya berujung pada pemecatan dari tim tersebut.
Bersama Plymouth Argyle, nasib Rooney tetap tidak berubah. Dengan hanya lima kemenangan dari 25 pertandingan, rasio kemenangannya hanya 20%, yang membuat klub memilih mengakhiri kerja sama lebih cepat dari yang dijadwalkan.
Tantangan Besar di Depan
Kini, masa depan legenda MU berusia 39 tahun ini penuh tanda tanya. Meskipun pernah menjadi legenda di lapangan hijau, catatan kepelatihan yang buruk semakin menantang Rooney membuktikan mampu berkembang sebagai pelatih, bukan hanya sebagai pemain.
Dengan pengalaman di Derby County, DC United, dan Plymouth Argyle, karier kepelatihan Wayne Rooney mungkin masih akan terus berlanjut. Namun, tanpa hasil yang signifikan, tantangan besar menanti Rooney untuk bangkit dari keterpurukan dan mengubah nasibnya di dunia kepelatihan sepak bola.








