Jakarta (Lampost.co) — Striker muda berbakat Liga Belanda, Mauro Zijlstra, semakin menunjukkan ketertarikannya bergabung Timnas Indonesia. Pemain keturunan Sunda-Belanda itu melihat celah di skuad asuhan Patrick Kluivert dan merasa cocok dengan sistem permainan yang akan pelatih gunakan.
Poin Penting:
-
Striker muda FC Volendam U-21 menjadi salah satu top skor Liga Belanda.
-
Timnas Indonesia kekurangan striker murni.
-
Kehadiran Patrick Kluivert membuka babak baru pemilihan pemain.
Keinginan Kuat Membela Garuda
Nama Mauro Zijlstra telah lama terhubung dengan Timnas Indonesia. Striker berusia 20 tahun ini tampil impresif bersama FC Volendam U-21 dan mulai mendapat kesempatan di tim utama. Dengan catatan gol yang mengesankan, Zijlstra menjadi salah satu top skor di Liga Belanda dan bisa menjadi prospek cerah bagi lini serang Timnas Garuda.
Keinginan bergabung Timnas Indonesia semakin kuat setelah melihat kebutuhan skuad asuhan Patrick Kluivert akan seorang striker murni. Saat ini, timnas hanya memiliki opsi, seperti Ole Romeny, Ragnar Oratmangoen, Rafael Struick, Ramadhan Sananta, Hokky Caraka, Malik Risaldi, dan Dimas Drajad, yang sebagian besar bukan penyerang tengah sejati.
Baca juga: Siapa Deputi Maarten Paes sebagai Kiper Timnas Indonesia, inilah 3 Kandidatnya
“Aku melihat ada kesempatan bermain di sana, tapi tentu harus sesuai dengan sistem pelatih,” ujar Zijlstra dalam wawancara dengan jurnalis Yussa Nugraha.
Proses Naturalisasi yang Berjalan
Zijlstra mengungkapkan proses naturalisasinya sedang berlangsung. Ia memiliki garis keturunan Indonesia dari neneknya yang berasal dari Bandung, sementara ayahnya memiliki darah campuran Belanda-Indonesia.
Sejak era kepelatihan Shin Tae-yong, Mauro menjadi incaran PSSI dan tim Diaspora. Namun, hingga kini belum ada kepastian kapan proses naturalisasi akan rampung. Dengan pergantian pelatih ke Patrick Kluivert, harapan Mauro memperkuat skuad Merah Putih kembali menguat.
Analisis terhadap Skuad Timnas Indonesia
Dalam wawancara yang sama, Mauro Zijlstra memberikan pandangannya tentang kekuatan Timnas Indonesia di bawah asuhan Patrick Kluivert. Menurutnya, pertahanan dan lini tengah sudah cukup solid dengan kehadiran pemain-pemain naturalisasi, seperti Mees Hilgers, Jay Idzes, dan Calvin Verdonk.
“Pertahanan sudah bagus, mereka memiliki lima pemain bertahan yang kuat,” ujarnya.
Namun, di sektor penyerangan, ia melihat adanya kekurangan pemain dengan posisi striker murni. Rafael Struick dan Ragnar Oratmangoen lebih sering dimainkan sebagai winger meski ditempatkan sebagai striker. Bahkan, Ole Romeny yang baru saja menjadi warga negara Indonesia (WNI) lebih sering bermain di posisi sayap saat membela FC Utrecht.
“Kalau kita lihat, striker yang ada bukan tipe target man. Mereka lebih banyak bergerak ke depan, bukan menahan bola dan berduel di area pertahanan lawan,” jelasnya.
Peluang di Timnas Indonesia
Dengan kekurangan pemain bertipe target man, Mauro merasa memiliki peluang besar mengisi kekosongan tersebut. Ia percaya diri bisa menyesuaikan diri dengan sistem permainan Timnas Indonesia.
“Aku bisa menjadi target man, kuat dalam duel, dan juga bisa berlari ke depan. Jadi aku rasa cocok dengan sistem mereka,” katanya.
Jika Mauro bergabung Timnas Indonesia, tentu akan menjadi tambahan kekuatan bagi lini depan Garuda. Dengan usianya yang masih muda dan pengalaman bermain di Eropa, ia bisa menjadi aset berharga bagi timnas untuk menghadapi berbagai kompetisi internasional.