Jakarta (Lampost.co) — Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya adalah situasi Rafael Struick yang tidak ideal. Coach asal Lampung yang juga mantan pelatih Timnas Indonesia, Rahmad Darmawan (RD), memberikan sejumlah nama untuk opsi lini serang.
Poin Penting:
-
Lini depan Timnas Indonesia menjadi permasalahan yang harus segera ada solusi.
-
Rahmad Darmawan menyodorkan 3 pemain Liga 1 untuk menggantikan Rafael Struick.
-
Liga 1 Indonesia tetap menjadi panggung utama bagi pemain-pemain lokal untuk menunjukkan kualitasnya.
Dengan Kualifikasi Piala Dunia 2026 semakin dekat, Kluivert harus segera menemukan solusi untuk lini serang Timnas Indonesia. Meskipun Struick masih menjadi salah satu andalan di lini serang, nasibnya yang kurang bersinar di Brisbane Roar mengundang perhatian, sementara beberapa opsi lini serang untuk penyerang lainnya pun bisa menjadi pertimbangan.
Situasi Terkini Rafael Struick
Pemain berusia 21 tahun, Rafael Struick, yang sebelumnya diharapkan bisa memberikan kontribusi besar di Timnas Indonesia, kini sedang menghadapi masa sulit. Struick belum bermain sejak kekalahan 0-1 dari Newcastle Jets pada Januari 2025.
Baca juga: 7 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia Siap Kejutkan Australia
Bahkan, pada pertandingan terakhir Brisbane Roar kontra Newcastle Jets pada 21 Februari 2025, Struick tidak masuk skuad. Minimnya waktu bermain di klub tentu memengaruhi kesiapan Struick menghadapi laga-laga krusial, termasuk duel melawan Australia dan Bahrain. Situasi ini membuat Kluivert harus mempertimbangkan pilihan-pilihan lain untuk memperkuat lini serang.
Usulan Alternatif Penyerang
Untuk opsi lini serang, mantan pelatih Timnas Indonesia, Rahmad Darmawan, mengajukan sejumlah nama pemain Liga 1 yang dapat menggantikan posisi Struick. Rahmad menyebutkan beberapa pemain potensial yang bisa mengisi lini serang tersebut, antara lain Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, dan Yakob Sayuri. Di antara nama-nama tersebut, Egy Maulana Vikri sebagai pemain dengan performa terbaik di Liga 1 musim ini.
Sering Terabaikan
Egy Maulana Vikri yang kini membela Dewa United tampil mengesankan dengan torehan 10 gol dan 4 assist di Liga 1. Di level internasional, Egy sudah mencatatkan 8 gol dan 2 assist dari 27 penampilan bersama Timnas Indonesia.
Meski demikian, pemain berusia 24 tahun tersebut sudah lama tidak mendapatkan menit bermain di skuad Garuda. Penampilan terakhir Egy untuk Timnas Indonesia tercatat pada 5 September 2024 dalam laga kontra Arab Saudi di Jeddah, di mana ia hanya tampil selama 10 menit sebagai pemain pengganti dalam hasil imbang 1-1.
Kinerja Egy di Liga 1 menunjukkan masih memiliki kualitas yang bisa menjadi andalan Kluivert. Apalagi, dengan pengalaman internasional yang cukup, Egy bisa menjadi opsi yang tepat untuk memperkuat lini serang Timnas Indonesia, baik di posisi penyerang sayap maupun penyerang tengah.
Nama Lain
Selain Egy, ada dua nama lain yang dapat menjadi pertimbangan Kluivert sebagai alternatif penyerang sayap. Witan Sulaeman, pemain sayap andalan Timnas Indonesia, dan Yakob Sayuri yang bermain di PSM Makassar, keduanya bisa menjadi pilihan untuk menghadapi lawan-lawan kuat di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Kedua pemain ini memiliki kecepatan dan kemampuan dribbling yang cukup baik, serta memiliki pengalaman bermain di level internasional.
Dukungan PSSI
Di tengah persiapan menuju Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kluivert juga mendapat dukungan dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang mendukung proses naturalisasi pemain keturunan. Beberapa pemain, seperti Ole Romeny, Joey Pelupessy, Emil Audero, dan Dean James, sedang dalam proses naturalisasi yang harapnya bisa memberikan kekuatan tambahan bagi Timnas Indonesia di sektor-sektor yang membutuhkan perbaikan.
Ole Romeny, misalnya, diharapkan bisa memperkuat lini serang Timnas Indonesia, bersama dengan para penyerang lokal lainnya yang memiliki kualitas di Liga 1.
Target 4 Poin dari Dua Laga
Patrick Kluivert menargetkan empat poin dari dua laga penting Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Maret ini. Laga pertama melawan Australia di Sydney pada 20 Maret 2025, dan pertandingan kandang melawan Bahrain di Jakarta lima hari setelahnya. Kemenangan atau minimal hasil imbang dalam dua laga tersebut menjadi krusial untuk memulai perjuangan Indonesia menuju Piala Dunia 2026.