Bandar Lampung (Lampost.co) — DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melakukan studi banding dengan KONI Provinsi Lampung, Jumat, 30 Agustus 2024.
Kunjungan tersebut membahas ihwal pembinaan prestasi olahraga dan pengelolaan dana hibah.
Sekretaris Komisi V DPRD Sumsel, David Hadrianto Aljufri menjelaskan, pihaknya ke KONI Lampung untuk berkoordinasi mengenai mekanisme pengajuan dan penggunaan dana hibah.
Baca Juga:
KONI Lepas 34 Atlet dari FKIP Unila di PON XXI Aceh-Sumut
“DPRD Sumsel ingin mengetahui besaran dan pengelolaan dana hibah KONI Lampung untuk berbagai even dan pembinaan olahraga di Lampung,” ujarnya.
Ia mengklaim untuk dana hibah jelang PON, KONI Sumsel hanya menerima dana Rp22 miliar dari Pemprov Sumsel.
David menjelaskan, beberapa hal yang mereka tanyakan kepada KONI Lampung mulai dari tahap pengajuan, hingga realisasi anggaran selesai dipertanggungjawabkan.
“Kami sangat mengapresiasi KONI. Banyak pelajaran yang kami dapat, dan ini akan kami ikuti untuk menjadi contoh bagi kami dalam memajukan olahraga di Sumsel,” tuturnya.
David menjelaskan saat ini terjadi pembengkakan struktur kepengurusan KONI Sumsel yang tidak efisien. Menurut David, struktur kepengurusan yang terlalu gemuk dengan jumlah pengurus mencapai 300 orang, mengakibatkan anggaran yang seharusnya untuk pembinaan olahraga menjadi tidak optimal.
“Kami melihat bahwa struktur kepengurusan yang terlalu besar ini justru menghambat efisiensi dan efektivitas dalam pembinaan olahraga di Sumsel,” ungkap David.
Rp55 Miliar
Sementara itu, Ketua Harian KONI Provinsi Lampung, Amalsyah Tarmizi mengatakan tahun ini KONI Lampung memperoleh anggaran Rp55 miliar.
“Dari jumlah tersebut dana operasional KONI hanya menggunakan 6 sampai 7 persen atau sekitar Rp4 miliar per tahun. Selebihnya ke atlet untuk pembinaan, honor dan uang saku atlet. Termasuk biaya beberapa cabor unggulan yang melakukan training center di luar negeri. Sedangkan untuk bonus atlet berprestasi di luar anggaran KONI dan di ajukan terpisah ke Pemprov Lampung,” tuturnya.
Sekretaris Umum KONI Provinsi Lampung Budi Darmawan menambahkan pihaknya belum mendapatkan CSR dari perusahaan. Sejauh ini pembinaan olahraga masih murni mengandalkan dana hibah dari pemerintah.
“Kami mengelola anggaran yang ada sebaik mungkin untuk menambah semangat atlet dan memajukan prestasi olahraga di Lampung,” pungkasnya.