Jakarta (Lampost.co) — Pemerintah gencar mendorong pemakaian kendaraan ramah lingkungan, terutama motor listrik. Namun, peralihan dari motor bensin ke listrik belum berjalan mulus.
Direktur Utama United E-Motor, Stephen Mulyadi, menilai hambatan utama ada pada kebiasaan masyarakat. Orang Indonesia sudah terbiasa menggunakan motor berbahan bakar minyak sehingga transisi ke listrik butuh waktu.
“Perubahan tidak bisa instan. Butuh proses 3-5 tahun agar masyarakat terbiasa karena budaya motor bensin sangat kuat,” kata Stephen, kemarin.
Selain soal kebiasaan, adopsi motor listrik juga menuntut pertimbangan serius dari sisi industri. Pembatasan motor bensin seperti yang China lakukan memang efektif mempercepat transisi.
Namun, bisa berdampak besar terhadap produsen motor konvensional di dalam negeri. “Kalau ada penerapan kebijakan seperti China, pasti bagus untuk percepatan motor listrik. Tapi, dampaknya ke industri motor bensin sangat berat. Jadi harus bertahap,” ujarnya.
Tantangan lain yang menghambat perkembangan motor listrik adalah infrastruktur. Stasiun pengisian daya listrik masih terbatas di berbagai daerah sehingga masyarakat belum merasa aman beralih. Meski demikian, dia tetap optimistis tren kendaraan listrik tidak bisa terbendung.
Menurutnya, dorongan pemerintah dan kesadaran masyarakat soal lingkungan akan membuat motor listrik semakin masyarakat terima. “Ini perubahan zaman, mau tidak mau semua bergerak ke arah itu. Sekarang belum banyak pengguna, tapi arahnya jelas,” ujarnya.
Penjualan Terus Menurun
Di sisi lain, penjualan motor listrik dalam negeri justru menurun tajam. Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Budi Setiyadi, memprediksi penurunan tahun ini bisa lebih dari 50 persen.
“Penjualan tahun lalu mencapai 70 ribu unit karena ada subsidi. Sekarang tanpa subsidi, minat masyarakat turun sekitar 60-70 persen. Proyeksinya hanya 25-30 ribu unit tahun ini. Sampai pertengahan tahun saja baru terjual 11 ribu unit,” kata Budi.
Data itu menunjukkan minat masyarakat pada motor listrik masih sangat bergantung pada insentif pemerintah. Untuk itu, tanpa dukungan kebijakan yang konsisten, target adopsi massal motor listrik sulit tercapai.
Ke depan, pelaku industri berharap ada strategi lebih matang. Mulai dari penguatan infrastruktur pengisian daya, konsistensi subsidi, hingga kampanye edukasi yang menumbuhkan kepercayaan masyarakat untuk beralih dari motor bensin menjadi listrik.