Bandar Lampung (Lampost.co) –Pelaksanaan protokol Kesehatan berbasis Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE) menjadi kunci keberhasilan dalam upaya pemulihan pariwisata nasional.
Dosen Prodi Perjalanan Wisata Polinela, Damara Saputra Siregar menyebut, CHSE harus menjadi panduan bagi semua sektor dalam pariwisata mulai dari daya tarik wisata, hotel, restoran, aktivitas event dan sebagainya.
Menurutnya Kemenparekraf telah menyusun panduan CHSE dengan detail yang langsung bisa mengaksesnya di website resmi Kemenparekraf. Bahkan setiap sektor agar melakukan sertifikasi CHSE untuk setiap usahanya.
Baca Juga:
Penerapan Kebijakan CHSE Baik untuk Sektor Pariwisata
“Dengan demikian, para pengelola sudah terjamin dengan sistem CHSE-nya,” kata Damara pada Jumat, 5 Juli 2024.
Aspek kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan yang berkelanjutan menurutnya akan menjadi faktor penentu bagi wisata sebelum memutuskan berwisata. Sebab ekspektasi wisatawan untuk mengujungi suatu destinasi tak lain adalah untuk mencari kenyamanan dan kesenangan.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti kasus tenggelamnya salah seorang pengunjung di pantai Rio by The Beach beberapa waktu lalu. Ia beranggapan, seharusnya kejadian tragis itu tidak terjadi.
Sebab pihak pengelola harusnya sudah mengetahui karakter pantai di sana yang merupakan pantai lepas.
“Ini harusnya sudah menjadi perhatian khusus ketika pengelola sudah mantap membuka daya tarik wisata di sana. Pengelola lalai dalam menerapkan CHSE yang telah menjadi syarat dan ketentuan dari Kementerian Pariwisata dalam mengelola daya tarik wisata,” kata dia.
Selain dari sisi pengelola yang harus aware terhadap sistem CHSE, ia mengatakan wisatawan juga harus peduli terhadap hal ini. Kerja sama antara pengelola dan wisatawan harus ada dalam implementasi CHSE di sektor pariwisata ini.
“Dengan demikian tidak ada lagi kabar duka yang akan terjadi di industri pariwisata,” harapnya.