Kalianda (Lampost.co)–Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamsel menyatakan tidak mengetahui adanya peristiwa bencana banjir dan longsor di tepi Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum) KM 66 Desa Belambangan, Kecamatan Penengahan.
BPBD mengeklaim tidak ada laporan baik dari desa maupun pihak kecamatan. Sehingga, BPBD setempat tidak tahu persis kejadian tersebut.
“Nah yang seperti ini harusnya ada laporan ke BPBD Lampung Selatan. Jadi, ada tindaklanjutnya. Tapi, kalau enggak ada info itu bagaimana mau ditindaklanjuti. Kapan itu kejadian yang ada korbannya kami pun tidak tahu,” ujar Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Lamsel, Lukman Hakim, kepada Lampost.co, Kamis, 1 Februari 2024.
Berita terkait: Drainase Jalinsum di Lampung Selatan Tersumbat, Banjir dan Longsor Makan Korban
Menurut Lukman Hakim, kelemahannya karena tidak ada laporan dari pihak desa dan kecamatan. Sehingga BPBD tidak mengetahui. Maka tidak ada tindakan.
“Kalau seperti kejadian bencana yang sudah-sudah kejadian seperti ini pasti kami di tindaklanjuti,” katanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Lampost.co, masyarakat Desa Belambangan yang merupakan tenaga pengajar di Pondok Pesantren Terpadu Ushuluddin yang tempat tinggalnya sempat terendam banjir hingga kini belum mendapatkan bantuan baik dari desa, kecamatan dan Pemkab Lamsel.
Bahkan, pada kejadian sebelumnya sekitar 12 Januari 2024, ada korban jiwa seorang wanita yang terseret arus air dari gorong-gorong dibawah Jalinsum KM 66, Desa Belambangan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan.
Warga sekitar, Darmawati (50), mengatakan air meluap terus terjadi dalam sebulan terakhir. Meski setiap tahun daerah tersebut menjadi langganan banjir, namun bencana saat ini menjadi yang paling parah. “Gorong-gorongnya tersumbat sehingga airnya enggak bisa mengalir. Airnya setiap hari makin besar, apalagi kalau hujan terus,” kata Wati, Rabu, 31 Januari 2024.
Adi Sunaryo