Jakarta (lampost.co)–Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan kabar penting dari Washington DC. Indonesia dan Amerika Serikat sepakat menyelesaikan negosiasi tarif impor resiprokal dalam 60 hari. “Indonesia dan Amerika Serikat bersepakat untuk menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari,” ucap Airlangga, akhir pekan lalu.
Negara-negara kini mengawasi arah negosiasi tarif impor resiprokal Indonesia dan AS. Kedua pihak telah menyusun kerangka dan cakupan pembahasan negosiasi secara rinci. Cakupannya meliputi kerja sama perdagangan, investasi, mineral kritis, dan rantai pasok. Targetnya, format perjanjian akhir rampung dalam dua bulan mendatang.
Airlangga berharap semua kesepakatan akan difinalisasi dalam bentuk perjanjian tertulis. “Kami berharap dalam 60 hari, kerangka tersebut bisa ditindaklanjuti,” ujarnya tegas.
Kesepakatan itu menjadi tonggak penting dalam negosiasi tarif impor resiprokal bilateral. Pertemuan lanjutan bakal terlaksana dalam satu hingga tiga putaran teknis.
Delegasi RI bertemu langsung dengan sejumlah pejabat ekonomi penting AS termasuk Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan USTR Jamieson Greer.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga turut dalam diskusi negosiasi tarif impor resiprokal. Sementara pertemuan dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dijadwalkan pekan depan.
“Pemerintah Indonesia secara aktif mengakses pejabat yang terkait di Amerika Serikat,” jelas Airlangga. Kehadiran para pejabat itu memperkuat posisi Indonesia dalam negosiasi tarif impor resiprokal. Pertemuan juga mencerminkan keseriusan AS merespons inisiatif perdagangan Indonesia.
Kemitraan Strategis
Sebelumnya, Menlu RI Sugiono juga bertemu Menlu AS Marco Rubio pada Rabu, 16 April 2025 di Washington DC. Mereka menegaskan komitmen memperkuat kemitraan strategis bilateral di berbagai bidang.
Isu perdagangan dan investasi turut menjadi pembahasan dalam kerangka negosiasi tarif impor resiprokal. Sugiono juga menyampaikan inisiatif ekonomi Indonesia kepada pihak AS dengan mengundang investor AS untuk berinvestasi di sektor mineral kritis.
Mineral seperti nikel termasuk fokus utama dalam negosiasi tarif impor resiprokal. Pemerintah mendorong masuknya modal ke sektor energi dan hilirisasi nasional.
Sugiono menekankan program Astacita Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan tersebut, mencakup ketahanan pangan, energi, dan penguatan sumber daya manusia. Seluruh strategi itu relevan dengan jalannya negosiasi tarif impor resiprokal Indonesia dan AS.