Bandarlampung (Lampost.co) – Inovasi dan Kekhawatiran dalam teknologi tahun 2024 membawa berbagai inovasi teknologi menarik, tetapi juga adanya sejumlah tren yang menunjukkan sisi gelap budaya teknologi modern. Melansir dari technewsworld.com, alat AI yang berlebihan hingga erosi privasi digital dan praktik perangkat keras yang tidak berkelanjutan, berikut adalah tren teknologi terburuk tahun ini yang mengundang kekhawatiran bagi konsumen dan pemimpin industri.
1. Proliferasi Alat AI yang Tidak Berguna
Setelah mendominasi tahun 2023, generative AI mengalami penurunan kualitas pada 2024. Banyak perusahaan meluncurkan alat berbasis AI yang tidak menjawab kebutuhan nyata atau malah menciptakan masalah baru.
Selain itu, AI kini menghasilkan video yang buruk, artikel blog yang tidak bisa kita mengerti, hingga email otomatis yang membutuhkan koreksi manual. Alat yang menjanjikan produktivitas justru sering kali menghasilkan ketidakefisienan.
Kemudian banjir produk AI berkualitas rendah ini mengikis kepercayaan terhadap inovasi AI yang benar-benar bermanfaat, membuat konsumen kewalahan dengan janji-janji pemasaran yang berlebihan.
Baca juga :Movie Gen dari Meta AI Siap Hadir di Instagram pada 2025
2. Penurunan Privasi Digital
Privasi digital terus tergerus di tahun 2024. Perusahaan teknologi besar semakin melampaui batas dalam mengumpulkan data dengan dalih personalisasi. Alat pengawasan berbasis AI kini terintegrasikan ke dalam toko ritel hingga transportasi umum tanpa regulasi yang memadai.
Iklan hiper-tertarget dan perangkat rumah pintar yang memantau percakapan pengguna telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Perusahaan juga semakin sulit memberi opsi keluar dari pelacakan data, memperburuk keadaan.
3. Kelelahan Akibat Model Berlangganan
Model “everything-as-a-service” semakin meresahkan konsumen pada 2024. Banyak produk yang sebelumnya tersedia melalui pembelian satu kali kini berubah menjadi langganan bulanan, seperti kursi pemanas mobil, tinta printer, hingga fitur kunci pintar.
Model ini tidak hanya membebani konsumen secara finansial tetapi juga merusak pengalaman pengguna dengan memprioritaskan pendapatan berulang dari pada nilai nyata bagi konsumen.
4. Kebangkitan Vaporware dan Janji Berlebihan
Tahun ini kita tandai dengan kebangkitan tren overhype produk yang belum siap kita gunakan. Banyak perangkat dan layanan sebagai terobosan besar tetapi akhirnya mengecewakan atau bahkan tidak pernah terwujud.
Contohnya adalah PC berbasis AI dan platform augmented reality (AR) yang masih terbatas pada aplikasi demo tanpa manfaat nyata bagi konsumen umum. Janji seperti “quantum-ready” atau “AI-powered” sering kali hanya menjadi kata kunci pemasaran.
5. Limbah Elektronik dari Pembaruan yang Tidak Perlu
Siklus pembaruan perangkat keras yang tidak berkelanjutan semakin memburuk. Produsen perangkat besar terus mendorong pembaruan perangkat yang minimal sambil menghentikan model lama lebih awal dari yang kita perlukan.
Hal ini menghasilkan limbah elektronik dalam jumlah besar dan membatasi opsi perbaikan, memaksa konsumen mengganti perangkat yang masih berfungsi. Komitmen industri terhadap keberlanjutan pun tampak kontradiktif dengan praktik ini.
6. Pengawasan AI yang Distopik
Alat pengawasan berbasis AI semakin banyak teradopsi, terutama di tempat kerja dan sekolah. Perangkat lunak pemantauan produktivitas menggunakan analisis ketikan, aktivitas layar, dan ekspresi wajah untuk melacak karyawan.
Di sekolah, alat serupa digunakan untuk memantau perhatian siswa, sering kali dengan algoritma yang tidak akurat. Teknologi ini menciptakan lingkungan yang represif dan lebih mengutamakan kontrol daripada kesejahteraan.
7. Penurunan Kualitas Algoritma Media Sosial
Algoritma media sosial semakin buruk pada 2024, mengutamakan metrik keterlibatan dibandingkan konten berkualitas. Platform dipenuhi clickbait, misinformasi, dan unggahan sensasional untuk membuat pengguna terus menggulir.
Selain itu, model “bayar untuk terlihat” melalui verifikasi berbayar memperburuk ketidaksetaraan dalam penemuan konten, membuat pembuat konten kecil semakin terpinggirkan.
Kesimpulan: Seruan untuk Inovasi yang Bertanggung Jawab
Meskipun teknologi memiliki potensi besar untuk meningkatkan kehidupan, tahun 2024 menunjukkan tren yang lebih mengutamakan keuntungan jangka pendek daripada inovasi jangka panjang dan etika. Konsumen, regulator, dan inovator harus mendorong kemajuan yang bermakna dan bertanggung jawab agar tren ini tidak mendefinisikan masa depan teknologi.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News dan juga di Channel WhatsApp