• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • E-Paper
Selasa, 16/12/2025 19:05
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • VIDEO
    • Breaking News
    • Bedah Tajuk
    • Economic Corner
    • Podcast
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • VIDEO
    • Breaking News
    • Bedah Tajuk
    • Economic Corner
    • Podcast
  • INDEKS
No Result
View All Result
Home Teknologi

Studio Santa Ragione Terpukul, Game Horses Diblokir Steam dan Batal Rilis di Epic

Epic melalui email menyampaikan bahwa pengembang dapat memperbarui game agar sesuai pedoman, tetapi Santa Ragione mengaku tidak menerima arahan spesifik mengenai apa yang perlu diubah.

Denny ZYbyDenny ZY
04/12/25 - 23:30
in Teknologi
A A
Game Horses

Bandar Lampung (Lampost.co) — Studio game independen Santa Ragione menghadapi masa sulit setelah judul horor terbarunya, Horses, gagal dirilis di dua platform distribusi game terbesar. Setelah diblokir Steam pada akhir November 2025, game tersebut kembali kandas. Hal ini terjadi ketika Epic Games Store membatalkan peluncuran hanya sehari sebelum jadwal rilis, 2 Desember 2025.

Dalam keterangan resmi, Santa Ragione menyebutkan bahwa Epic memutuskan untuk tidak mengizinkan Horses muncul di tokonya. Keputusan ini karena dianggap melanggar kebijakan tentang konten tidak pantas dan konten kebencian atau penyalahgunaan. Namun, studio menyayangkan keputusan tersebut karena mereka tidak mendapat informasi rinci mengenai bagian mana yang dinilai bermasalah.

Santa Ragione mengajukan banding, tetapi hanya 12 jam kemudian banding tersebut ditolak tanpa penjelasan tambahan. Situasi ini semakin mengecewakan mengingat Horses sebelumnya juga ditolak Steam meski pengembang menyatakan telah melakukan revisi pada konten sensitif.

Epic melalui email menyampaikan bahwa pengembang dapat memperbarui game agar sesuai pedoman. Santa Ragione mengaku tidak menerima arahan spesifik mengenai apa yang perlu diubah. Kebijakan Epic menyebut pelarangan konten yang menampilkan perilaku seksual eksplisit atau tidak sesuai batasan usia. Mereka juga melarang konten yang mempromosikan penyiksaan dan kekerasan terhadap hewan.

Di tengah kontroversi tersebut, Santa Ragione mempertanyakan konsistensi penilaian platform digital terhadap game non-mainstream yang mengandung simbolisme. Mereka menduga sorotan publik akibat pelarangan di Steam mungkin ikut memengaruhi keputusan Epic, meski hal itu belum dapat dipastikan.

Game Horor Surreal

Horses sendiri dikenal sebagai game horor surreal dengan unsur satir. Studio menggambarkannya sebagai kritik sosial melalui simbolisme manusia berkepala kuda yang tereksploitasi. Ini bukan sekadar tontonan kekerasan atau konten cabul seperti yang dituduhkan sebagian pihak.

Gagalnya rilis di dua platform besar membawa dampak signifikan pada rencana pemasaran dan keuangan Santa Ragione. Dampaknya sangat terasa terutama setelah pengembangan Horses berlangsung selama dua tahun dengan biaya sekitar USD 100.000.

Meski demikian, Santa Ragione tetap merilis Horses melalui GOG, Itch.io, dan Humble Store dengan harga USD 4,99 (sekitar Rp82.000). Kontroversi ini memicu perdebatan di komunitas game, terutama mengenai keseimbangan antara kebebasan berekspresi dalam karya seni dan kebijakan konten ketat yang diterapkan platform distribusi digital.

Kasus Horses menjadi pengingat bahwa pengembang indie masih rentan terhadap keputusan sepihak platform. Hal ini terjadi bahkan ketika sebuah game sudah siap diluncurkan dan mendapat dukungan komunitas.

Tags: Epic Games StoreGAMEgame hororindie gamePC GamingSteam
ShareSendShareTweet

Berita Lainnya

Ayaneo Pocket Play

Ayaneo Pocket Play Resmi Diperkenalkan, HP Gaming Retro Jadi Sorotan

byDenny ZY
16/12/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Pasar smartphone gaming kedatangan pemain baru dengan pendekatan yang tak biasa. Ayaneo, yang selama ini dikenal...

ASUS Zenbook Duo terbaru

ASUS Zenbook Duo Terbaru Bocor, Layar Ganda dan Baterai Ganda Jadi Sorotan

byDenny ZY
16/12/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) -- ASUS kembali menyiapkan gebrakan di pasar laptop premium. Seri Zenbook Duo generasi terbaru disebut akan segera...

Samsung Galaxy A07 5G

Samsung Galaxy A07 5G Dirumorkan Rilis Januari 2026, Ini Bocorannya

byDenny ZY
16/12/2025

Bandar Lampung (Lampost.co) -- Samsung dikabarkan tengah menyiapkan Galaxy A07 5G sebagai ponsel entry-level terbaru. Produk ini nampaknya yang akan...

Berita Terbaru

Juru Bicara KPK Budi Prasetyo saat konferensi pers penangkapan Bupati Lampung Tengah, Ardito Wijaya di Kantor KPK Jakarta, Kamis, 11 Desember 2025. Dok: Tangkapan Layar Youtube KPK
Hukum

KPK akan Memeriksa Bank yang Pinjamkan Uang Kampanye Ardito

byNur
16/12/2025

Jakarta (Lampost.co)---- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan memeriksa pihak bank yang meminjamkan uang kampanye mantan Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya...

Read moreDetails
Tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi Bupati Lampung Tengah periode 2025-2030 Ardito Wijaya (tangah) keluar dari mobil tahanan menuju ruang konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (11/12/2025). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nz/pri.

KPK Geledah Kantor Bupati hingga Rumah Dinas Ardito Wijaya

16/12/2025
Gubernur Lampung periode 2019-2024, Arinal Djunaidi tersandung perkara korupsi Pengelolaan Dana Participating Interest 10% (PI 10%) Wilayah Kerja Offshore South East Sumatera (WK OSES). (Foto: Asrul Septian Malik / Lampost.co)

Arinal Djunaidi Dua Kali Mangkir Panggilan Kejati Lampung Kasus Korupsi

16/12/2025
AS Roma Kalahkan Como Lewat Gol Tunggal Wesley Franca

AS Roma Kalahkan Como Lewat Gol Tunggal Wesley Franca

16/12/2025
Raisa

Raisa dan Hamish Daud Resmi Cerai Verstek, Hak Asuh Anak Disepakati Co-Parenting

16/12/2025
Facebook Instagram Youtube TikTok Twitter

Affiliated with:

Informasi

Alamat 
Jl. Soekarno – Hatta No.108, Hajimena, Lampung Selatan

Email

redaksi@lampost.co

Telpon
(0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi)

Sitemap

Beranda
Tentang Kami
Redaksi
Compro
Iklan
Microsite
Rss
Pedoman Media Siber

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • VIDEO
    • Breaking News
    • Bedah Tajuk
    • Economic Corner
    • Podcast
  • INDEKS

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.