Bandar Lampung (Lampost.co) — Kreator TikTok @noxaasht membuat heboh dunia maya dengan meme “Tung Tung Tung Sahur”. Namun, yang tak diduga, Garena, pengembang Free Fire, memasukkan meme ini sebagai bundle dalam game mereka tanpa izin. Hal ini memicu perdebatan besar mengenai etika dan hak cipta di dunia digital. Apakah Garena melanggar hak kreator? Mari kita ulas lebih dalam mengenai fenomena ini.
Poin Penting:
- Meme viral TikTok diubah jadi bundle Free Fire.
- Garena gunakan karya tanpa izin, protes besar.
- Bagaimana etika digital dipertanyakan dalam kasus ini?
Apa Itu “Tung Tung Tung Sahur”?
Tung Tung Tung Sahur pertama kali viral melalui TikTok pada Februari 2025, berkat kreator @noxaasht. Meme ini menggabungkan elemen humor absurd. Karakter AI berupa batang kayu yang memegang tongkat dan suara menyeramkan menyerupai bunyi beduk sahur tradisional di Indonesia. Tak disangka, meme ini menjadi fenomena yang menarik perhatian banyak orang, terutama di Indonesia dan Malaysia. Dalam waktu singkat, meme ini tak hanya menjadi bagian dari tren TikTok. Tetapi juga merambah ke berbagai platform media sosial.
Tung Tung Tung Sahur pertama kali viral melalui TikTok pada Februari 2025, berkat kreator @noxaasht. Meme ini menggabungkan elemen humor absurd, dengan karakter AI berupa batang kayu yang memegang tongkat dan suara menyeramkan yang menyerupai bunyi beduk sahur tradisional di Indonesia. Tak disangka, meme ini menjadi fenomena yang menarik perhatian banyak orang, terutama di Indonesia dan Malaysia. Dalam waktu singkat, meme ini tak hanya menjadi bagian dari tren TikTok, tetapi juga merambah ke berbagai platform media sosial.
Garena Masukkan Meme Tanpa Izin
Kejutan terbesar datang ketika Garena, pengembang game Free Fire, merilis bundle yang berjudul “Tung Tung Tung Sahur” dalam game mereka. Bundle tersebut mencakup karakter, skin, serta voice pack yang menampilkan suara dari meme yang viral. Meskipun karakter ini sangat populer, tindakan Garena yang menggunakan meme ini tanpa izin dari kreator asli @noxaasht langsung memicu kontroversi. Menurut berbagai laporan, Garena meluncurkan bundle ini pada 12 Juni 2025, membuat para pemain Free Fire dapat mengaksesnya melalui misi dalam game secara gratis.
Protes muncul dari banyak pihak yang merasa Garena tidak menghargai hak cipta kreator. Netizen di berbagai platform media sosial mulai mempertanyakan tindakan Garena yang dianggap sewenang-wenang. Walaupun meme tersebut dihasilkan menggunakan teknologi AI yang masih abu-abu dalam hal hak cipta, masalah yang muncul lebih kepada etika dalam dunia digital.
Apa yang Salah dengan Penggunaan Meme Ini Tanpa Izin?
Hak Cipta di Dunia Digital
Salah satu masalah utama yang muncul adalah masalah hak cipta. Di banyak negara, karya yang dihasilkan oleh AI memang belum mendapatkan perlindungan hak cipta yang jelas. Namun, dalam konteks Tung Tung Tung Sahur, yang jelas adalah @noxaasht merupakan kreator yang pertama kali memperkenalkan meme ini. Apakah Garena berhak menggunakannya tanpa izin?
Hak Cipta di Dunia Digital
Salah satu masalah utama yang muncul adalah masalah hak cipta. Di banyak negara, karya yang dihasilkan oleh AI memang belum mendapatkan perlindungan hak cipta yang jelas. Namun, dalam konteks Tung Tung Tung Sahur, yang jelas adalah @noxaasht merupakan kreator yang pertama kali memperkenalkan meme ini. Apakah Garena berhak menggunakannya tanpa izin?
Meskipun karya AI dapat digolongkan sebagai karya yang masih ambigu dalam hal perlindungan hak cipta, ada argumen bahwa penghargaan terhadap kreator tetap penting. Terutama jika karya tersebut telah menjadi viral dan menarik perhatian. Beberapa pihak berpendapat bahwa perusahaan besar seperti Garena seharusnya memberikan penghargaan atau kompensasi kepada kreator yang karyanya mereka gunakan. Apalagi jika karya tersebut menjadi sangat populer dan mendatangkan keuntungan bagi pihak perusahaan.
Penggunaan Meme oleh Garena: Tindakan yang Etis atau Tidak?
Bagi banyak kreator, hal ini merupakan sebuah pelajaran penting mengenai bagaimana budaya meme bisa mempengaruhi industri hiburan. Terutama dalam dunia game. Banyak yang berpendapat bahwa penggunaan karya tanpa izin oleh perusahaan besar seperti Garena seharusnya dibicarakan terlebih dahulu dengan pihak kreator.
Namun, di sisi lain ada yang berargumen bahwa meme seperti Tung Tung Tung Sahur adalah bagian dari budaya internet yang lebih luas, yang sering kali tidak mempermasalahkan siapa yang pertama kali membuatnya. Kendati demikian, apakah perusahaan besar seperti Garena yang mengambil keuntungan dari meme yang viral harus mengabaikan etika dan hak kreator yang memulai tren ini?
Reaksi Komunitas Digital: Netizen Mendukung atau Mengkritik?
Reaksi dari komunitas digital pun sangat beragam. Di satu sisi, banyak netizen yang mendukung @noxaasht, menganggap bahwa Garena telah melakukan tindakan yang tidak etis. Mereka berpendapat meskipun meme ini tidak dilindungi oleh hak cipta secara hukum, tetap ada hak kreator yang harus dihargai. Banyak yang merasa bahwa perusahaan besar harus bertanggung jawab dan memberikan penghargaan kepada kreator. Terutama jika karya tersebut mereka ambil tanpa izin.
Reaksi dari komunitas digital pun sangat beragam. Di satu sisi, banyak netizen yang mendukung @noxaasht, menganggap bahwa Garena telah melakukan tindakan yang tidak etis. Mereka berpendapat bahwa meskipun meme ini tidak ada perlindungan hak cipta secara hukum, tetap ada hak kreator dan semua harus menghargainya. Banyak yang merasa bahwa perusahaan besar harus bertanggung jawab dan memberikan penghargaan kepada kreator yang karyanya mereka ambil tanpa izin.
Di sisi lain, ada juga yang merasa bahwa ini hanyalah bagian dari budaya meme internet yang lebih luas, di mana siapa pun dapat mengambil dan memodifikasi konten untuk tujuan hiburan tanpa perlu mendapat izin khusus. Mereka berargumen bahwa meme Tung Tung Tung Sahur adalah bentuk kreativitas kolektif dan tidak memiliki klaim hak cipta yang sah.
Apa yang Bisa Belajar dari Polemik Ini?
Polemik ini bukan hanya sekadar masalah tentang hak cipta atau etika perusahaan, tetapi juga tentang transformasi budaya digital yang terjadi dengan kecepatan luar biasa di dunia maya. Kejadian seperti ini memberikan gambaran tentang bagaimana konten viral dapat memengaruhi industri besar seperti pengembang game.
Etika dalam Dunia Digital
Perusahaan seperti Garena seharusnya lebih berhati-hati dalam mengambil dan menggunakan karya yang sudah viral. Terutama jika karya tersebut sudah menjadi bagian dari budaya populer. Mereka seharusnya lebih peka terhadap hak kreator, terutama dalam dunia yang semakin digital seperti sekarang. Sebagai kreator, kita harus memastikan bahwa pihak lain mengharagai dan memberi kredit yang sesuai untuk setiap karya yang kita buat.
Menjaga Integritas dalam Penggunaan AI
Kita juga harus mempertimbangkan bagaimana penggunaan AI dalam menciptakan karya. Meskipun teknologi AI telah membawa inovasi besar dalam banyak bidang, termasuk pembuatan konten, kita perlu memastikan bahwa penggunaan AI tidak mengabaikan hak kreator manusia yang membuatnya.
Dalam kasus Tung Tung Tung Sahur, ini adalah kesempatan bagi industri untuk menetapkan aturan yang jelas tentang bagaimana menghargai karya yang AI hasilkan. Serta bagaimana perusahaan besar harus bertindak secara etis ketika mereka memanfaatkan tren yang berkembang di internet.
Kesimpulan
Fenomena Tung Tung Tung Sahur bukan hanya sekadar viral meme atau konten hiburan. Ini adalah cerminan dari perubahan yang lebih besar dalam cara kita menghargai kreativitas di dunia digital. Garena, sebagai perusahaan besar, seharusnya belajar dari kasus ini dan memastikan bahwa mereka bertindak secara etis dalam mengambil dan memanfaatkan karya orang lain. Semoga ke depannya, akan ada regulasi yang lebih jelas mengenai hak cipta dan penghargaan terhadap kreator di dunia digital.








