Jakarta (Lampost.co) – Paula Verhoeven mencurahkan isi hatinya (curhat) terkait isu perselingkuhan yang mencuat setelah dirinya resmi bercerai dari Baim Wong pada 16 April 2025. Ia menegaskan tidak pernah berselingkuh dan merasa difitnah.
Dalam podcast bersama Denny Sumargo, Paula membantah keras tuduhan memiliki hubungan gelap dengan pria berinisial NS. Ia mengatakan kehadiran NS di rumahnya terjadi atas izin Baim Wong yang mengenalnya puluhan tahun.
“Itu yang menggerakkan hati saya untuk bicara, demi anak-anak saya. Saya pastikan tidak ada perselingkuhan,” ujar Paula.
Ia menyebut siap mempertanggungjawabkan pernyataannya, bahkan hingga akhirat. Paula juga menjelaskan soal rekaman CCTV yang sempat viral dan menjadi bukti perselingkuhan.
Ia mengungkapkan ruangan tempatnya dan NS berbincang merupakan kamar mainan anak-anak yang bisa siapa saja akses. “Orang itu bisa masuk ke rumah karena undangan langsung mantan suami saya. Mereka berteman lama dan seperti saudara,” kata Paula.
Ia pun mengakui kesalahannya telah berbincang di ruangan tertutup dengan laki-laki bukan muhrim. Namun, ia tidak menyadari batasan tersebut karena saat itu masih dalam proses belajar agama.
“Saya baru memakai hijab tahun lalu setelah umrah. Waktu itu saya benar-benar belum paham,” tambahnya.
Paula juga menyoroti perannya sebagai istri yang tak sempurna, tetapi selalu berusaha belajar. Ia menyayangkan karena Baim tidak menerapkan aturan agama secara tegas dalam rumah tangga mereka.
“Suami seharusnya jadi nakhoda rumah tangga. Tapi, saat itu tidak ada batasan jelas soal interaksi lawan jenis,” ujarnya.
Perjuangan untuk Anak
Paula mengungkap komunikasi mereka buruk sejak awal pernikahan. Ia mengaku hanya ingin belajar dan mempertahankan rumah tangga demi anak-anak.
“Saya sudah ditalak sejak April 2024, tapi masih mencoba mempertahankan. Saya minta maaf sebagai istri, bukan karena selingkuh,” ujar dia.
Ia juga bercerita tentang kerinduan mendalam terhadap anak-anaknya. Setelah umrah, ia merasa kedua putranya mulai menjauh dan itu membuatnya sedih setiap hari. “Saya menangis tiap hari karena kangen. Tapi, saya tetap datang ke sekolah, walau hanya 5 menit demi anak-anak,” kata Paula.
Usahanya pun membuahkan hasil. Kini, anak-anaknya kembali mau bermain dan dekat dengannya. Paula menyebut momen kecil itu sangat berarti dan menjadi penguatnya menjalani hari. “Setiap momen itu saya rekam karena ingin mengenangnya selamanya. Itu perjuangan seorang ibu,” katanya.