Bandar Lampung (Lampost.co)–Kolesterol tinggi sering jadi urusan orang tua. Padahal, anak muda pun kini mulai rentan. Sayangnya, banyak yang baru sadar setelah terkena serangan stroke atau jantung.
Bidan komunitas dari Lampung Selatan, Sri Wahyuni, Amd.Keb., mengungkapkan bahwa masih sedikit warga yang mau cek kolesterol sebelum sakit. “Kalau tidak pusing atau jatuh, mereka nggak datang ke posbindu. Padahal deteksi dini itu kunci,” jelasnya dalam kegiatan rutin Posbindu di Desa Sidomulyo.
Menurut Sri, banyak orang takut cek kolesterol karena merasa akan keluar biaya mahal. Padahal, di banyak puskesmas dan posyandu lansia, pemeriksaan bisa dengan harga terjangkau, bahkan gratis dalam program tertentu.
Gaya Hidup Instan
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung menunjukkan peningkatan kasus dislipidemia di usia 30–50 tahun dalam tiga tahun terakhir. Gaya hidup instan dan minim aktivitas fisik menjadi penyebab utama.
“Suami istri bisa saling ingatkan. Ajak orang tua ikut periksa kolesterol. Kalau deteksi sejak dini, kita bisa mencegah bencana yang lebih besar,” kata Sri.
Pemeriksaan kolesterol hanya butuh waktu 5–10 menit. Tapi manfaatnya bisa menyelamatkan hidup. Selain itu, edukasi keluarga juga penting agar anak-anak tumbuh dengan kebiasaan makan sehat dan aktif bergerak.
Jangan tunggu stroke menyerang. Cek kolesterol adalah bentuk cinta pada diri sendiri dan keluarga.