Jakarta (Lampost.co)—Pelatih Paris Saint-Germain (PSG), Luis Enrique, mengatakan timnya baru saja mencapai “tujuan akhirnya” setelah menjuarai Liga Champions musim ini.
Poin penting:
- Pelatih PSG, Luis Enrique, mengatakan timnya baru saja mencapai “tujuan akhirnya”
- PSG menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya dengan menaklukkan Inter Milan 5-0 di laga final
- Kemenangan ini mengobati luka mereka saat gagal dalam final edisi 2019/2020
PSG menjadi juara Liga Champions untuk pertama kalinya, setelah menaklukkan Inter Milan 5-0 pada laga final di Allianz Arena, Minggu (1/6/2025) dini hari WIB. Lima gol kemenangan PSG hasil dari Achraf Hakimi (12′), Desire Doue (20′, 63′), Khvicha Kvaratskhelia (73′), dan Senny Mayulu (86′).
“Pada hari pertama saya di PSG, bahasa Prancis saya bahkan lebih buruk daripada sekarang. Namun, saya mengatakan tujuan akhir saya sebagai pelatih adalah untuk mengisi lemari trofi,” kata Enrique, kutip AFP, Minggu (1/6/2025).
Baca juga: Juara Liga Champions, Presiden PSG Nasser Al-Khelaifi Ungkapkan Rasa Bahagia
Les Parisiens menembus final Liga Champions musim ini setelah menyingkirkan tiga tim Inggris pada babak gugur, mulai dari Liverpool, Aston Villa, dan Arsenal.
Kemenangan ini mengobati luka mereka saat gagal dalam final edisi 2019/2020, usai kalah dari Bayern Muenchen asuhan Hansi Flick.
Trofi ini juga menyempurnakan musim PSG yang meraih treble winners. Ini adalah treble winners kedua untuk Enrique sebagai pelatih, setelah sebelumnya bersama Barcelona pada musim 2014/2015. Di Liga Champions, kala itu ia juga mengalahkan tim asal Italia, yaitu Juventus.
“Satu-satunya trofi yang hilang adalah Liga Champions. Dan kami telah mencentang kotak itu. Kami berambisi dan kami berhasil. Trofi itu sudah ada di dalam tas dan akan dibawa pulang bersama kami besok,” ujar dia.
Sejak pengambilalihan oleh Qatar pada 2011, PSG telah memenangkan 11 dari 13 gelar Liga Prancis terakhir, tetapi Enrique mengatakan Liga Champions adalah hadiah utama yang mereka dapatkan.
Pelatih asal Spanyol itu kemudian memberikan penghormatan kepada putrinya Xana, yang meninggal karena kanker pada 2019 di usia sembilan tahun.
Setelah peluit akhir pertandingan berbunyi, para penggemar PSG membentangkan spanduk yang menggambarkan seorang ayah dan anak perempuan menancapkan bendera PSG di tanah, seperti yang dilakukan keduanya dengan bendera Barcelona di Berlin satu dekade sebelumnya.
“Itu emosional. Indah bahwa para pendukung memikirkan saya dan keluarga saya. Namun, saya tidak perlu memenangkan Liga Champions atau bahkan satu pertandingan pun untuk memikirkan putri saya,” kata Enrique yang kini berusia 53 tahun itu.
“Ia selalu bersama saya. Ia mendukung saya, dan keluarga kami, dan saya merasakan kehadirannya,” ujar dia.