Pringsewu (Lampost.co)—Renovasi Tugu Gajah Mada atau Monumen Perjuangan Corps Polisi Militer (CPM) di Pekon Panggungrejo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Lampung, selesai. Danpuspom AD, Mayjen TNI Eka Wijaya Permana, meresmikan selesainya renovasi tersebut, Rabu (5/6/2024).
Danpuspom AD, Mayjen TNI Eka Wijaya Permana, dalam sambutannya mengatakan dalam rangka hari ulang tahun ke-78 Polisi militer TNI Angkatan Darat, Puspom AD telah melaksanakan beberapa kegiatan, di antaranya memprakarsai renovasi pembangunan monumen perjuangan. Kemudian bakti sosial, termasuk pembagian sembako.
“Pembagian sembako dari Bapak KSAD sebanyak 500 paket untuk lima desa, di antaranya Desa Panggungrejo, Desa Panggungrejo Utara, Desa Sukoharjo 2, Desa Pandansari, dan Desa Pandansari Selatan,” ujarnya.
Kemudian mengadakan karya bakti berupa pembangunan sumur bor, renovasi pembangunan tiga tempat ibadah. Ketiga tempat ibadah itu, yaitu Gereja Kerasulan Baru, Musala Miftahul Huda, dan Pura Astawa Yoga.
Mayjen TNI Eka Wijaya Permana juga menceritakan sejarah singkat Monumen Gajah Mada tersebut. Sebenarnya Monumen perjuangan CPM sudah berdiri pada 1987 hasil swadaya mantan pejuang prajurit CPM dan laskar rakyat. Bersama masyarakat sekitar, mereka secara gotong royong membangunnya. Gubernur Lampung Letnan Jenderal TNI purnawirawan Pujono Pranyoto meresmikannya pada 19 Juli 1988.
“Adapun tujuan pembangunan monumen adalah mengenang perjuangan CMP Kompi C batalion tersebut dan laskar rakyat yang dulu bermarkas di Desa Panggungrejo dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah yang dipimpin Komandan CMP Lettu Suratno,” ujarnya.
Amanat KSAD
Pada kesempatan itu juga Danpuspom AD menyampaikan amanat KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak. Dalam amanatnya KSAD mengingatkan kembali akan pentingnya kebersamaan dengan masyarakat.
Terkait peresmian tugu peringatan tersebut, menurut KSAD, sangat penting.
“Jadi monumen-monumen ini sangat penting untuk mengingatkan bahwa kita harus berjuang dengan masyarakat,” ujar jenderal bintang empat itu.
Untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, KSAD mengatakan sangat mengagumi pemikiran para pejuang terdahulu.
“Saya kadang-kadang berpikir bagaimana sesepuh kita dari tahun 50-an 40-an sudah berpikir bahwa kita hampir tidak mungkin membuat pertahanan-pertahanan sistem perbatasan,” ujar KSAD.
Hal ini, ujarnya, karena luasnya Indonesia dan jumlah pulau yang sangat banyak dan sebagainya. “Maka pada saat itu senior kita sudah memutuskan untuk mempunyai konsep pertahanan rakyat semesta. Dan konsep itu masih berlaku sampai dengan sekarang dan mungkin ke depan,” ujar Maruli.
“Secara internal kita harus ingatkan seluruh anggota di Angkatan Darat ini punya kewajiban untuk siap mempertahankan negara dan bangsa kita. Untuk berjuang bersama masyarakat,” pesannya.