Dubai (Lampost.co)—Dua serangan pemberontak Houthi di Yaman menargetkan kapal-kapal di Laut Merah, Senin (15/7/2024), saat kapal induk Amerika Serikat (AS) mendekati wilayah itu. Kedatangan kapal induk itu untuk mengamankan rute perdagangan internasional utama yang terus mendapat serangan sejak perang Israel-Hamas meletus sembilan bulan lalu.
Tiga kapal kecil milik Houthi, dua di antaranya berawak dan satu lagi tak berawak, menyerang MT Bently I yang berbendera Panama dan milik Israel di lepas pantai Al Hudaydah, Yaman, menurut otoritas Inggris dan Amerika.
“Kapal kecil tidak berawak itu bertabrakan dengan kapal tersebut dua kali dan dua kapal kecil berawak itu menembaki kapal tersebut,” lapor United Kingdom Maritime Trade Operations (UKMTO) milik militer Inggris, seperti kutipan ABC News, Selasa (16/7/2024).
“Kapal itu melakukan tindakan perlindungan diri, setelah 15 menit kapal kecil itu membatalkan serangan,” imbuh laporan UKMTO.
Kapten kemudian melaporkan tiga gelombang serangan rudal terpisah yang meledak di dekat kapal tersebut.
Kemudian pada Senin, dalam insiden terpisah di lepas pantai yang sama, MT Chios Lion, kapal tanker minyak berbendera Liberia dan milik Kepulauan Marshall, mendapat serangan kendaraan udara Houthi tanpa awak, yang “menabrak sisi kapal yang menyebabkan beberapa kerusakan dan asap tipis,” kata UKMTO.
Kedua kapal dan semua awak selamat, kata UKMTO dalam sebuah peringatan kepada para pelaut.
Houthi Bertanggung Jawab
Senin (15/7/2024) malam, Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap Bently I dan Chios Lion. Selasa pagi, US Central Command mengonfirmasi serangan tersebut dan mengidentifikasi nama dan bendera kapal.
“Perilaku sembrono yang terus berlanjut oleh Houthi yang mendapat dukungan Iran ini mengancam stabilitas regional dan membahayakan nyawa para pelaut di Laut Merah dan Teluk Aden,” kata pernyataan US Central Command.
“Houthi mengaku bertindak atas nama warga Palestina di Gaza, tetapi mereka menargetkan dan mengancam nyawa warga negara ketiga yang tidak ada hubungannya dengan konflik di Gaza,” imbuh mereka.
Pada Senin, US Central Command mengatakan pasukan AS menghancurkan lima kendaraan udara Houthi yang tidak berawak. Tiga di atas Laut Merah dan dua di wilayah Yaman yang di bawah penguasaan Houthi.
USS Theodore Roosevelt mendekati Timur Tengah untuk menggantikan USS Dwight D Eisenhower. Kapal itu sudah berbulan-bulan melawan Houthi di Laut Merah.
Lebih dari 70 Kapal
Para pemberontak telah menargetkan lebih dari 70 kapal dengan menembakkan rudal dan pesawat nirawak dalam operasi mereka, menewaskan empat pelaut. Mereka merebut satu kapal dan menenggelamkan dua kapal sejak November.
Pada Juni lalu, jumlah serangan Houthi terhadap kapal dagang meningkat sejak Desember. Demikian menurut Joint Maritime Information Center (JMIC), sebuah koalisi yang di bawah pengawasan Angkatan Laut AS. Serangan udara pimpinan AS telah menargetkan Houthi sejak Januar. Serangkaian serangan pada 30 Mei 2024 menewaskan 16 orang dan melukai 42 lainnya, kata para pemberontak.
Kelompok Houthi menyatakan serangan mereka menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel, Amerika Serikat atau Inggris. Hal itu sebagai bagian dukungan pemberontak terhadap kelompok militan Hamas dalam perangnya melawan Israel. Namun, banyak kapal yang diserang memiliki sedikit atau tidak ada hubungan dengan perang tersebut. Termasuk beberapa yang menuju Iran, yang mendukung kelompok Houthi.
Minggu lalu, kelompok Houthi meluncurkan rudal ke kapal kontainer berbendera AS di Teluk Aden. Aksi ini menandai serangan jarak jauh pemberontak terhadap kapal berbendera AS di dekat Laut Arab. JMIC mengidentifikasi kapal tersebut sebagai Maersk Sentosa. Maersk, perusahaan pelayaran terbesar di dunia asal Denmark, mengonfirmasi kepada The Associated Press bahwa kapalnya telah menjadi sasaran.