Bandar Lampung (Lampost.co) — Penemuan fosil mamut berbulu berusia 39.000 tahun dengan nama Yuka mengungkap bukti baru tentang jejak manusia purba di Kutub Utara.
Para ilmuwan menemukan adanya sayatan pada beberapa bagian tubuh Yuka. Peneliti meyakini hal itu sebagai tanda aktivitas manusia pertama di wilayah ekstrem tersebut.
Fosil mamut Yuka itu ditemukan pertama kali pada 2010 di Siberia Utara. Penemuan itu menjadi salah satu fosil mamut paling terpelihara yang pernah ditemukan.
Setelah penelitian lebih lanjut, para ilmuwan menemukan adanya sayatan pada tulang belakang dan di sekitar rongga mata Yuka. Penemuan itu menunjukkan manusia purba berinteraksi dengan mamut-mamut itu ribuan tahun lalu.
Studi terbaru yang terbit di jurnal Advances in Science mengungkap sayatan pada mamut Yuka kemungkinan terbuat menggunakan bilah batu api. Senjata kuno itu umum manusia purba gunakan.
Para peneliti menganalisis tanda-tanda sayatan itu melalui eksperimen dengan bilah batu api pada sampel kulit sapi dan mammoth untuk membandingkannya.
“Hasil analisis eksperimental menunjukkan sayatan itu memiliki ciri khas traceologi yang membedakannya dari luka karena hewan,” kata para peneliti.
Penemuan itu sangat penting mengingat keberadaan manusia di Kutub Utara sebelumnya memudar sekitar 35.000 tahun yang lalu. Namun, sayatan yang ada pada Yuka menunjukkan manusia tetap ada di wilayah tersebut hingga 39.000 tahun lalu jauh lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
Teknologi Bilah Batu Kuno
Para ilmuwan juga mengungkap bilah batu api untuk membuat sayatan pada mamut Yuka. Hal itu menunjukkan keterampilan manusia purba dalam berburu dan memanfaatkan hewan di lingkungan yang keras.
Teknologi bilah batu itu juga membedakan jejak aktivitas manusia dari cedera alami yang mungkin akibat hewan atau faktor lingkungan.
Selain bukti fisik pada mamut Yuka, studi-studi sebelumnya termasuk temuan pada 2016, menyebut manusia mungkin ada di Kutub Utara sejak 45.000 tahun lalu.
Hal itu berdasarkan penemuan sisa-sisa serigala yang tertangkap. Namun, bukti arkeologis menunjukkan keberadaan manusia sempat memudar sebelum temuan mamut ini.
Penemuan Penting di Dunia Arkeologi
Penemuan mamut Yuka memberikan gambaran lebih jelas tentang kehidupan manusia purba di wilayah Kutub Utara. Meski manusia di wilayah tersebut diyakini punah pada 35.000 tahun lalu. Bukti sayatan pada Yuka mengindikasikan keberadaan mereka bertahan lebih lama dari perkirakan.
Ekspedisi penggalian fosil itu dari tim ilmuwan berbagai universitas dan lembaga penelitian internasional, termasuk Universitas New York, Universitas Tübingen, dan Museum Nasional di Berlin.
Penelitian itu tidak hanya mengungkapkan interaksi manusia purba dengan mamut. Namun, turut memberikan wawasan baru tentang adaptasi manusia terhadap lingkungan ekstrem seperti Kutub Utara.