Havana (Lampost.co)–Kedutaan Besar Republik Indonesia di Havana menggelar resepsi peringatan 65 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kuba pada Kamis, 30 Januari 2025.
Soekarno dan Fidel Castro meletakkan fondasi hubungan bilateral Indonesia-Kuba, ucap Duta Besar Indonesia di Havana, Nana Yuliana.
Sekitar 200 tamu undangan hadir termasuk pejabat tinggi Kuba, perwakilan korps diplomatik, serta tokoh dari berbagai sektor. Wamenlu Kuba Anayansi Rodriguez Camejo dan Wamendag Luar Negeri Kuba Deborah Rivas juga terlihat.
Presiden Soekarno menjadi kepala negara asing pertama yang mengunjungi Kuba setelah revolusi, kata Wakil Menteri Luar Negeri Kuba, Anayansi Rodriguez Camejo. Setelah Che Guevara mengunjungi Indonesia pada 1959, setahun kemudian, Presiden Soekarno melakukan kunjungan balasan ke Havana. Dalam kesempatan tersebut, ia memberikan hadiah berupa keris dan peci kepada Fidel Castro. Kunjungan ini menandai mulainya hubungan diplomatik resmi antara Indonesia dan Kuba pada 22 Januari 1960, yang terus berkembang hingga kini.
Duta Besar Nana Yuliana, dalam pidatonya, menekankan sejarah panjang hubungan kedua negara, mulai dengan kunjungan Presiden Soekarno ke Kuba pada Mei 1960. Kunjungan tersebut menjadi simbol solidaritas dalam memperjuangkan prinsip Gerakan Non-Blok serta menentang penjajahan.
Di era modern, kerja sama bilateral semakin berkembang, baik dalam forum internasional seperti G77+China dan BRICS, maupun dalam berbagai sektor strategis. Dalam empat tahun terakhir, Indonesia dan Kuba telah menandatangani lima kesepakatan penting, termasuk:
1. MoU Bebas Visa untuk Paspor Diplomatik dan Dinas
2. MoU Kerja Sama Sains, Teknologi, dan Inovasi
3. MoU antara Kamar Dagang Indonesia dan Kuba
4. Letter of Intent (LOI) tentang Pemberantasan Perdagangan Narkoba Ilegal
5. LOI tentang Kerja Sama Teknik
Kerja Sama Ekonomi dan Buadaya
65 Tahun Hubungan Diplomatik antara Indonesia dan Kuba Erat Terjalin65 Tahun Hubungan Diplomatik antara Indonesia dan Kubainvestasi Indonesia di Kuba terus berkembang, termasuk lima Grand Aston Hotels di berbagai kota.
Sementara itu, potensi Kuba dalam industri pariwisata serta pertambangan nikel dan kobalt membuka peluang kerja sama yang lebih luas. Nilai perdagangan bilateral telah mencapai lebih dari USD 10 juta per November 2024 dan menunjukkan tren peningkatan.
Selain kerja sama ekonomi, interaksi sosial-budaya juga menjadi pilar hubungan kedua negara. Kedubes RI aktif mempromosikan seni dan budaya Indonesia di Kuba, termasuk melalui musik angklung, batik dan kuliner khas Indonesia.
Di bidang pendidikan, Kuba telah memberikan kesempatan beasiswa kepada sembilan mahasiswa Indonesia untuk menempuh studi ilmu Kedokteran, serta membuka peluang kolaborasi kesehatan antara rumah sakit di kedua negara.
Resepsi ini makin meriah dengan penampilan budaya Indonesia, Tarian tradisional Bali Yuliani Lancaster (Putri Mandalika Group) danYuyun George, pemain saksofon asal Indonesia yang akan tampil di 2025 Havana International Jazz Festival. Serta pameran mini foto-foto bersejarah kunjungan dan pertemuan Kepala Negara Indonesia di Kuba.
Peringatan 65 tahun hubungan Indonesia-Kuba ini menegaskan kembali komitmen kedua negara untuk terus mempererat kerja sama di masa depan.