Bandar Lampung (Lampost.co)–Menjaga kelancaran dan optimalisasi penyaluran pupuk bersubsidi, PT Pupuk Indonesia menggelar Rapat Koordinasi dan Konsulidasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Provinsi Lampung di Swisbell Hotel Lampung, pada Selasa, 6 Mei 2025.
Rapat menghadirkan Senior Manager Regional 1B Ikdul Jumai, Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan Holtikultura Lampung Tubagus M Rifqi. Dan Fungsional Analisis Perdagangan Ahli Muda Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung Rizaldy.
Kasubdit Indaksi Polda Lampung AKBP Ahmad Deni Wahyudi, Jaksa Fungsional Bidang Intelejen Anggota Satgas Mafia Pupuk Kejaksaan Tinggi Lampung Agung Prabudi Jaya Saputra. Juga Kepala Dinas TPH BUN Kabupaten Kota se-Lampung serta seluruh distributor dan Kios se-Lampung.
Baca Juga: Mentan Apresiasi Distribusi Pupuk Subsidi, Dorong Ketahanan Pangan Nasional
Senior Manager Regional 1B, Ikdul Jumai mengatakan Pupuk Indonesia mengadakan sosialisasi dan pembinaan bagi distributor pupuk di wilayah Sumbagsel, khususnya di Lampung.
“Kegiatan ini bertujuan meluruskan berbagai informasi negatif yang beredar di lapangan agar tidak menimbulkan kerancuan,” ujarnya.
Jumai mengungkapkan Kegiatan ini merupakan upaya Pupuk Indonesia, khususnya wilayah Sumbagsel yang kini bernama Regional 1B, dalam memberikan pembinaan kepada distributor. “Hari pertama ini fokus kepada penyalur di Lampung,” tuturnya.
Jumai menyampaikan rapat koordinasi ini juga menghadirkan narasumber yang memahami secara mendalam mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi. Sehingga para agen dapat memahami dan melaksanakan aturan-aturan yang telah ditetapkan.
“Selain pembinaan di dalam ruangan, harapannya para agen juga membimbing kios binaan mereka. Ini agar tidak ada pelanggaran terkait penyaluran pupuk bersubsidi di lapangan,” kata dia.
Menurutnya, kondisi penyaluran pupuk di Lampung saat ini masih tergolong rendah berada di bawah 20 persen. “Beberapa kendala yakni, tingginya stok akhir tahun yang tergunakan di awal tahun berikutnya. Juga proses distribusi yang masih dalam tahap penyesuaian dengan kebutuhan di lapangan,” ungkapnya.
“Sebagai sentra pangan, Lampung memiliki alokasi pupuk bersubsidi terbesar ketimbang provinsi lain di Sumbagsel. Yakni 800.000 ton untuk tahun 2025,” sambungnnya.
Ikdul menambahkan jika penyerapannya optimal, maka jumlah pupuk bersubsidi berpotensi bertambah. Namun, jika penyerapannya tetap rendah, maka kemungkinan besar alokasi akan teralihkan ke daerah lain yang memiliki penyerapannya lebih baik.
“Melihat kondisi saat ini, yang mulai memasuki musim tanam kedua, besar harapan bahwa penyerapan pupuk bersubsidi di Lampung meningkat dalam waktu dekat,” tandasnya.