Bandar Lampung (Lampost.co)—Stunting merupakan masalah kesehatan karena asupan gizi kronis tidak mencukupi selama periode seribu hari pertama kehidupan (HPK). Selain itu, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Kondisi anak-anak mengalami stunting tinggi badannya lebih dari dua deviasi standar di bawah median standar pertumbuhan anak seusianya (WHO, 2021). Beberapa dampak dari stunting, seperti masalah kesehatan berupa peningkatan kematian dan kesakitan, penurunan perkembangan kognitif, motorik, dan bahasa (Mendes, Stefanus. & Saleh, 2020).
Menurut Riskesdas 2018, penyebab stunting di Lampung, di antaranya tidak optimalnya intake gizi seimbang dan rendahnya cakupan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang pada balita.
Baca Juga: Penurunan Stunting di Lampung Utara Capai 34%
Kelurahan Rajabasa Raya merupakan salah satu kelurahan di Bandar Lampung yang masih memiliki delapan kasus stunting.
Untuk itu, dosen Poltekkes menggelar pengabdian masyarakat. Mereka terdiri dari Siti Fatonah, SKp., M. Kes, Ns. Ririn Sri Handayani,Sp.Kep.MB., Ns. Sunarsih, S. Kep., MM. dan Ns. Retno Puji Hastuti, M.Kep. Skemanya program Kemitraan Masyarakat dengan menggelar SDIDTK, yaitu pemantauan tumbuh kembang balita usia 0—72 bulan untuk mengetahui adanya penyimpangan. Pada usia 0—24 bulan pemantauan setiap 3 bulan sekali. Sedangkan untuk usia 24—72 bulan setiap enam bulan sekali.
SDIDTK merupakan salah satu kegiatan pemantauan tumbuh kembang pada balita usia 0—72 bulan untuk mengetahui adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak usia tersebut. Pada usia 0—24 bulan pemantauan setiap 3 bulan sekali. Sedangkan untuk usia 24—72 bulan dilakukan setiap enam bulan sekali.
Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pemberdayaan masyarakat (kader kesehatan) dan keluarga untuk optimalisasi tumbuh kembang balita dengan pemanfaatan buku KIA dan pemberian nutrisi esensial pada masa golden age period oleh keluarga.
Kegiatan pengabdian masyarakat melibatkan stakeholder, yaitu lurah Rajabasa Jaya, koordinator Poskeskel Kelurahan Rajabasa Jaya, bidan desa, dan para kader kesehatan. Kegiatan dilakukan beberapa tahap. Adapun kegiatannya, penyegaran pengetahuan kader tentang nutrisi esensial balita yang menghadirkan bidan desa dan 15 kader pada 26 Juli 2024.
Kegiatan kedua penyegaran kader tentang stimulasi SDIDTK balita dengan buku KIA serta memberikan bantuan fasilitas peralatan SDIDTK di posyandu pada 22 Agustus 2024.
Hadiri dalam kegiatan ini Sekretaris Kelurahan Yuyun Purnamasari, Koordinator Bidan Pokeskel Kelurahan Rajabasa JayaAjeng Kartika Sari, dan 15 kader posyandu. Pada kegiatan praktik mengukur pertumbuhan, seperti BB, tinggi badan, lingkar kepala, juga menyimulasikan bagaimana menggunakan kit SDIDTK dengan penerapannya pada buku KIA.
Lalu ada penyerahan paket alat SDIDTK balita kepada koordinator poskeskel untuk para kader.