Bandar Lampung (Lampost.co) — Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tercatat paling banyak jadi pengangguran dari pada dengan tamatan jenjang pendidikan lainnya.
Data tersebut berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung yang mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Lampung pada Agustus 2024 sebesar 4,19 persen dari total angkatan kerja.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Sunardi mengatakan pihaknya telah mengumpulkan para Kepala SMK serta Ketua MKKS SMK di Lampung terkait data tersebut.
Baca Juga:
Angka Pengangguran di Indonesia Naik Jadi 7,47 juta
“Kami juga sedang melaksanakan program tracer study atau menelusuri alumni SMK ini di mana saja. Apakah mereka bekerja, kuliah atau sedang berwirausaha,” katanya, Selasa, 12 November 2024.
Menurutnya dari laporan angka pengangguran tinggi, terdapat persepsi yang kurang tepat tentang deskripsi pengangguran. Misalnya alumni yang bekerja tidak sesuai dengan kompetensi keahliannya dianggap sebagai pengangguran.
“Misalnya lulusan teknik listrik bekerja di perbankan, maka digolongkan sebagai pengangguran. Jadi memang mereka bekerja hanya saja tidak sesuai bidang keahlian saat sekolah di SMK,” ujarnya.
Angka Partisipasi Lulusan SMK
Sunardi memaparkan, bahwa angka partisipasi lulusan SMK di Lampung pada tahun 2023 sebanyak 48.043 orang. Sementara untuk jumlah lulusan yang berpartisipasi sebanyak 39.382 atau 81,97 persen.
Dari total keseluruhan, tercatat yang bekerja saat ini 46,28 persen, berwirausaha 26,27 persen, dan melanjutkan studi 13,97 persen.
Kemudian kegiatan lain seperti mengurus rumah tangga, pelatihan, persiapan melanjutkan studi, terlibat dalam organisasi sebesar 10,07 persen dan jumlah penggangguran 3,41 persen.
Pihaknya juga selalu mengoptimalkan program kerja lainnya. Seperti peran dan fungsi Bursa Kerja Khusus (BKK) hingga meningkatkan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja.
Selanjutnya meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan Dunia Industri dan Dunia Kerja (IDUKA). Serta pemenuhan jumlah peserta didik baru sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan terkait dengan ketersediaan ruang belajar, ruang praktik siswa, dan guru pengampu.
“Selain itu BKK SMK juga sudah memfasilitasi dan menginformasikan tentang lowongan pekerjaan IDUKA yang bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja,” katanya.
Adapun pengoptimalan BKK melalui kegiatan workshop peningkatan kinerja BKK. Selain itu terdapat kegiatan Job Fair oleh 32 SMK se-Provinsi Lampung dan melibatkan 150 IDUKA dengan lowongan pekerjaan 15.000 yang di ikuti oleh Alumni SMK se-Provinsi Lampung.
“Seluruh SMK Negeri se-Provinsi Lampung juga telah melakukan asesmen untuk menilai kekurangan guru kejuruan di masing-masing kompetensi keahlian SMK berdasarkan Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK) setiap tahun,” ujarnya.