Jakarta (Lampost.co)—Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani menyebut pertumbuhan ekonomi 2026 proyeksinya di angka 5,0%-5,4%.
“Pertumbuhan proyeksinya 5,0%–5,4% (yoy), positif namun penuh kehati-hatian,” katanya, Minggu (14/12).
Apindo, lanjut Ajib, memperkirakan pertumbuhan kuartal I 2026 berpotensi mengerek pertumbuhan karena didorong faktor musiman adanya perayaan Tahun Baru, Imlek, dan Ramadan–Idul Fitri. Sementara untuk kuartal II hingga III 2026. Pertumbuhan ekonomi berisiko melemah akibat ketiadaan faktor musiman itu.
Baca juga:Target Pertumbuhan Ekonomi Menkeu Purbaya Diprediksi Tak Tercapai
Ia juga menilai transmisi kebijakan 2025 dalam bentuk fiskal, moneter, dan struktural akan menjadi bantalan daya beli. Produktivitas, dan investasi pada 2026.
“Risiko eksternal masih tinggi seperti geopolitik, fragmentasi perdagangan. Policy shocks tarif resiprokal, ketiadaan one-off booster membuat ketergantungan pada siklus musiman semakin menantang,” ucapnya.
Karena itu, Apindo menyampaikan beberapa agenda strategis yang di percaya bakal mendorong pertumbuhan ekonomi 2026. Pertama, melakukan reformasi regulasi dan ketenagakerjaan.
Caranya dengan deregulasi berkelanjutan untuk menurunkan biaya ekonomi dan mempercepat proses usaha. Serta strategi ketenagakerjaan berbasis kebutuhan struktural ekonomi untuk memperkuat job creation.
Selain itu, pemerintah juga mesti melakukan akselerasi transformasi ekonomi dengan hilirisasi komoditas pada sektor strategis untuk lompatan pertumbuhan.
Realisasi investasi pada sektor hijau dan digital yang perlu dipercepat, dan penguatan UMKM dengan pendekatan pentaheliks sebagai motor pertumbuhan ekonomi.








