Bandar Lampung (Lampost.co) — Aliran listrik Lampung yang padam berdampak terhadap berbagai sektor, termasuk perekonomian.
Pengamat Ekonomi Universitas Lampung (Unila), Marselina, mengatakan pemadaman listrik yang terjadi di sebagian besar pulau Sumatra mengganggu aktivitas ekonomi.
“Dampaknya luar biasa terhadap perekonomian dan rumah tangga karena semua sangat tergantung pada energi listrik,” kata Marselina, Kamis, 6 Juni 2024.
BACA JUGA: Potret Indah Langit Lampung saat Listrik Padam
Menurut dia, salah satu sektor yang paling terimbas adalah sistem pembayaran. Sebab, pemadaman listrik membuat semua layanan transaksi digital tidak bisa beroperasi.
“Mau pakai QRIS atau transfer gak bisa. Kalau kehabisan uang cash juga enggak bisa narik uang di ATM karena semua down,” ujar dia.
Pasalnya, sektor perekonomian hampir seluruhnya sangat tergantung pada listrik. Hal itu bisa menjadi bahaya jika tidak terjaga dengan baik. Meski masalahnya bisa teratasi, tetap ada risiko besar jika tidak segera selesai.
Meski begitu, ada pula sektor yang mendapatkan manfaatnya, seperti hotel yang mengalami peningkatan okupansi dan penjualan genset yang meningkat. Namun, seharusnya jaringan listrik Lampung memiliki cadangan untuk mengatasi blackout tersebut.
“Harus punya cadangan kalau terjadi down harus ada gantinya. Kalau memang harus memelihara debit air, daerah resapan itu jangan menjadi perumahan,” katanya.
Dia mengusulkan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan PLN dengan mendirikan daerah mandiri energi menggunakan panel surya.
Pemerintah daerah bersama perguruan tinggi bisa bekerja sama dari segi dukungan anggaran dan riset mengenai kemandirian energi.
“Lampung punya potensi yang kaya dari sinar matahari karena iklim tropis dan airnya terbilang kaya,” kata dia.