Bandar Lampung (Lampost.co)–Pedagang di pasar tradisional Kota Bandar Lampung masih menunggu implementasi minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi (HET), yakni minyak goreng curah diharga Rp11.500/liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500/liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000/liter.
Pedagang Sembako di Perumnas Way Halim, Buyung, mengatakan minyak goreng curah Rp11.500/liter belum masuk di kiosnya. Ia juga bingung mengapa barangnya kosong dan pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut dari distributornya. Sejak Jumat kemarin, minyak goreng curah kosong.
“Minyak goreng curah Rp11.500/liter belum dateng, katanya stok masih kosong. Padahal banyak yang nanya juga, biasanya dalam seminggu bisa menjual 400 liter, biasanya pedagang gorengan langganan yang membeli,” katanya Rabu, 2 Februari 2022.
Sementara untuk minyak goreng kemasan Rp14.000/liter sudah mulai menjual merk Sovia sejak minggu lalu dengan stok 50 dus, namun minggu ini belum dateng lagi barangnya karena dari distributornya barang masih kosong. Masyarakat juga antusias membeli minyak goreng dan saat ini stoknya kosong.
“Kalau hari biasa sebelum adanya subsidi, minyak goreng kemasan sederhana bisa laku sampai 100-150 liter/hari. Tapi saat ini minyak goreng Rp14.000/liter habis, cuma 3 hari langsung habis dibeli orang. Ini udah order lagi tapi belum dikirim, stok kosong kata distributornya,” katanya.
Sebagai pedagang ia berharap stok minyak goreng tersedia, jangan sampai kosong. Pemerintah pusat bilang stok aman, tersedia dan harga terjangkau tetapi nyatanya di pasar minyak goreng tidak tersedia. Kasihan masyarakat kecil yang sehari-hari mencari makan dari minyak goreng seperti pedagang gorengan, rumah makan, dan sebagainya.
“Percuma ada harga tapi barang gak ada, mau jual apa kita. Satgas Pangan, TNI/POLRI dan Pemprov/Pemkot coba sidak cek ke distributor atau ke gudang. Cari tau apa masalahnya, emang stock gak ada atau ditimbun untuk dimanfaatkan oleh oknum,” katanya.
Hal serupa diungkapkan Erni, pedagang sembako di Pasar Tamin. Ia mengatakan minyak goreng curah Rp11.500/liter dan minyak goreng kemasan Rp14.000/liter belum masuk di kiosnya. Padahal sales minyak goreng sudah dateng pada Jumat minggu kemarin dan kiosnya sudah order minyak goreng namun belum dikirim. Minyak goreng curah stock lama masih Rp20.000/liter sementara minyak goreng kemasan Rp17.000-Rp18.000/liter.
“Minyak goreng belum ada yang masuk masih kosong, gak tau kenapa. Masih stock lama. Minyak goreng curah ini datengnya seminggu sekali,” katanya.
Kemudian ia juga kebingungan kenapa minyak goreng saat ini susah didapatkan padahal pemerintah pusat sudah membuat kebijakan untuk mengamankan minyak goreng, kemudian kebun sawit di Lampung dan di Indonesia luas namun dilapangan minyak goreng sudah didapatkan.
“Pedagang pengennya minyak goreng harus ada dan lancar distribusinya, karena sudah jadi kebutuhan masyarakat,” katanya
Sebelumnya Menteri Perdagangan Lutfi memberlakukan penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng curah sebesar Rp11.500/liter, minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp13.500/liter, dan minyak goreng kemasan premium sebesar Rp14.000/liter. Kebijakan HET ini mulai berlaku pada 1 Februari 2022.
EDITOR
Sri Agustina